Indolinear.com – Banyak netizen yang menganggap para fans Jonghyun SHINee yang berduka atas kepergian Sang bintang alay. Mereka menganggap tak ada gunanya bersedih atas kepergian orang yang bahkan tidak dikenal secara langsung.

Seorang dosen UGM mencuri perhatian publik atas perhatiannya pada sang anak. Ia tampak mengucapkan perasaan duka saat tahu idola dari putrinya tiada. Percakapan grup Whatsapp keluarga itu pun turut diunggah oleh I Made Andi Arsana yang merupakan dosen Teknik Geodesi Universitas Gajah Mada.

"Lita turut berduka yang sedalam-dalamnya atas kepergian Jonghyun," begitu lah tulis I Made Andi yang kemudian mendapat penjelasan dari sang putri jika Jonghyun meninggal karena bunuh diri.

I Made Andi kemudian menjelaskan kalau depresi yang menjadi penyebab bunuh diri Jonghyun bisa hinggap ke siapa saja, "Pelajaran yang bisa kita petik... selalu ada sisi gelap dalam setiap orang tidak peduli dia terlihat sepopuler dan semewah apapun. Semoga dia beristirahat dengan tenang."

Sambil memposting bukti percakapannya dengan sang putri, sang dosen juga memberikan pandangannya pada dunia K-Pop yang digemari anak-anak muda sekarang. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan anak-anak yang menyukai K-Pop, apalagi mereka merasa begitu berduka saat ada idola yang meninggal dunia.

Inspirasi adalah soal keputusan pengamat bukan obyek yang diamati. Bagi kita mungkin biasa saja atau bahkan alay, bagi orang lain mungkin itu inspiratif.

Percayalah, kalau generasi 80/90-an merasa keren sekali saat mengidolakan Rolling Stone, The Beatles, Guns n Roses, dan kawan-kawan, kids zaman now merasakan sensasi yang sama ketika menikmati K-Pop. Ketika generasi kami dulu histeris berduka menyaksikan Kurt Cobain bunuh diri maka Jonghyun memenuhi ruang hati para kids zaman now dengan duka cita mendalam saat dia meninggal dunia.

Ketika kami, para generasi 80/90-an merasa kids zaman now suram masa depannya karena mereka tidak bisa cuci piring, nyapu, dan menyapa tamu saat kumpul keluarga, kami mungkin lupa bahwa mereka sudah memenangkan lomba menulis Bahasa Inggris di Uni Eropa, bahkan pada usia ketika kami dulu belum mulai belajar Bahasa Inggris,

Semua itu adalah soal perspektif.

Para netizen pun tampak memuji pandangan dari I Made Andi yang memberikan pandangan bijak atas fenomena K-Pop dan para penggemar yang sedih karena kematian Jonghyun. (Gie)