Indolinear.com, Bogor - Sebanyak 271 pengungsi korban kebakaran di Bogor, Jawa Barat, hingga saat ini masih menempati gedung SDN Empang 2, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Beberapa pengungsi mengaku bahwa mereka mulai mengeluh gatal, mual, dan pusing. Mereka juga membutuhkan pakaian dan obat-obatan.

"Rata-rata mengeluh gatal, pusing, sama mual. Tapi kita siaga, di sini juga ada petugas puskesmas, kita buka pelayanan di sini. Sudah diimbau juga kalau ada keluhan diminta langsung ke tenda kesehatan," kata seorang petugas PMI ditemui di lokasi penampungan korban kebakaran di Bogor.

Pantauan di lokasi penampungan, saat ini ratusan warga masih menempati salah satu ruang kelas SDN Empang 2 Bogor. Beberapa dari mereka tampak masih dalam suasana duka.

Beberapa anggota keluarga dan kerabat datang untuk memberi semangat. Sedangkan di luar bangunan, sudah berdiri dapur umum dan tenda kesehatan untuk kepentingan pengungsi.

Beberapa ruang kelas juga digunakan untuk ruang khusus bayi dan ibu menyusui. Paket-paket bantuan juga mulai berdatangan dari berbagai pihak.

Salah seorang korban kebakaran tersebut, Iyus Kurniasih (52), mengaku membutuhkan tisu dan peralatan mandi. Ia dan keluarganya juga mengaku membutuhkan pakaian ganti karena semua pakaiannya tidak sempat diselamatkan dan ikut terbakar.

"Yang kita butuhkan itu peralatan mandi, kayak sabun dan sikat gigi, itu yang penting sekarang. Terus tisu, kan banyak yang flu, debu, karena ada juga yang hamil, terus obat darah tinggi, karena saya juga memang punya darah tinggi, biasanya setiap hari itu minum obat, tapi semuanya kan ikut terbakar kemarin. Rata-rata di sini juga tensi darahnya naik, mungkin karena stres juga ya," kata Iyus.

Iyus mengaku tengah berada di dalam rumah ketika kebakaran terjadi. Posisi rumahnya berdampingan dengan rumah Adit, yang diduga menjadi sumber kebakaran.

"Pas kejadian ya saya sedang di rumah, habis salat terus ada yang teriak kebakaran, semua panik, nggak sempat keluarin barang-barang, adik saya cuma sempat keluarin motor karena kan ada bensin, terus dilempar ke sungai itu motor," cerita Iyus.

Di rumahnya, lanjut Iyus, ia tinggal bersama adik dan anak-anak dari adiknya. "Ada tiga kepala keluarga yang di rumah, semua tujuh orang. Semuanya ngungsi ke sini. Itu rumah sudah ada sekitar 100 tahun ditempati, dari kakek, orang tua saya, sampai sekarang," katanya.

Diberitakan sebelumnya, kebakaran terjadi di permukiman padat di Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Senin (25/12/2017). Sebanyak 72 keluarga kehilangan rumah dan 271 jiwa terpaksa mengungsi ke bangunan SDN Empang 2 Bogor. Mengenai penyebab kebakaran, saat ini masih diselidiki kepolisian. (Gie)