Indolinear.com, Jepang - KRL terlambat lagi? Bukan sebuah hal aneh. Bisa dibilang malah termasuk wajar, walaupun buat para angggota " anker" alias anak kereta terkadang memang menjengkelkan banget.

Tetapi, jika dipikir-pikir, membuang energi untuk marah-marah atau ngedumel panjang pendek juga enggak ada gunanya. Ada baiknya kita mendengarkan alasan kenapa KRL itu terlambat tiba.

Ya, itulah sedikit permasalahan seputar transportasi perkotaan yang bisa kita temui di Indonesia. Bisa dibilang, transportasi umum Indonesia masih kalah dibanding negara-negara lainnya.

Contohnya Jepang. Di Negeri Matahari Terbit itu, keterlambatan kereta meskipun sangat singkat tetap dianggap sebagai masalah serius. Pihak pengelola perusahaan jasa kereta pun tidak segan untuk meminta maaf kepada penumpang jika terjadi keterlambatan, dilansir dari Dream.co.id (22/12/2017).

Yang lebih membuat takjub, hal yang sama juga dilakukan perusahaan kereta yang berangkat lebih cepat dari jadwal yang ditentukan meski hanya 20 detik.

Itulah yang terjadi di sebuah kereta di jalur Tokyo, Tsukuba Express. Kereta yang menghubungkan Akihabara dan Tsukuba ini dianggap gagal menaati peraturan.

Penyebabnya, Tsukuba Express seharusnya berangkat dari stasiun Minami Nagareyama pada pukul 9:44 pagi. Tapi malah berangkat pukul 9:43 lebih 40 detik. Ya, kurang 20 detik dari jadwal yang ditetapkan.

Setelah mendapat kabar dari stasiun keberangkatan, perusahaan kereta Jepang yang berposisi di Tokyo segera membuat pengumuman permohonan maaf.

Terjemahan : " Pada tanggal 14 November, pukul 09.44 pagi, sebuah kereta api Metropolitan Intercity Railway Company (kantor utama di Tokyo, Chiyoda, Presiden & CEO Koichi Yugi) telah berangkat dari Stasiun Minami Nagareyama sekitar 20 detik lebih awal dari waktu yang tertera pada jadwal. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para pelanggan"

Gokil banget kan? Walaupun kelihatanya hanya masalah sepele, namun perbedaan 20 detik di Jepang sangat berarti bagi penumpang.

Semoga ke depanya segala transportasi umum di Indonesia bisa menjadi seperti mereka ya. Eh, bukan seperti mereka, kita harus lebih baik! (Uli)