Indolinear.com, Rusia – Negara Rusia memulai masa kampanye pada Senin lalu (18/12/2017) jelang pemilihan presiden yang akan dilangsungkan bulan Maret 2018.

Presiden Rusia Vladimir Putin kembali mencalonkan diri dan berpeluang memenangkan pemilihannya yang keempat.

Putin pertama kali terpilih menjadi presiden pada tahun 2000. Jika kembali terpilih, maka dia akan menjadi penguasa terlama di Rusia sejak Joseph Stalin (pertengahan 1920-an hingga 1953).

Di antara calon lawan Putin, pengkritik utama pemerintahan Rusia, Alexei Navalny (41), sebenarnya juga berencana mencalonkan diri.

Namun upayanya menggantikan Putin terhalang larangan pemerintah. Menyusul nama Navalny yang telah dilarang dicantumkan dalam surat suara karena kasus kriminal.

Keputusan yang menurut Navalny bermotif politik. Padahal, Navalny telah memulai kampanye di daerah terpencil di Rusia sejak setahun lalu.

Navalny pun menegaskan belum akan menyerah.

Hal itu ditunjukkannya dengan mengumumkan telah mengajukan banding atas putusan tersebut pada Senin (18/12/2017).

Kini, dia mengatakan membutuhkan sedikitnya 500 orang yang akan mengajukan pencalonan dirinya sebagai kandidat presiden.

Dia juga telah merencanakan pertemuan di 20 kota demi mencapai tujuan tersebut.

"Kampanye kami bersifat nasional dan kami pikir benar bagi pencalonan yang akan diluncurkan tidak hanya di Moskwa," kata Navalny dalam tulisannya di blog.

Navalny bahkan mengancam akan menyerukan pemboikotan pemilu jika dirinya tetap tidak diizinkan untuk mencalonkan diri.

Pemilihan presiden Rusia untuk masa jabatan 2018-2024 dijadwalkan pada 18 Maret 2018. (Gie)