Indolinear.com, Jakarta - Apple Indonesia akan membangun tiga pusat inovasi di Indonesia. Nilai investasinya mencapai US$ 44 juta atau setara Rp600 miliar.

Pembangunan ini untuk memenuhi penghitungan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) berbasis Pengembangan Inovasi ketimbang basis manufaktur dan software, seperti yang diwajibkan Peraturan Menteri Perindustrian No 29 Tahun 2017 tentang tata cara perhitungan TKDN produk telepon seluler, komputer genggam, dan komputer tablet.

Pusat inovasi pertama di Indonesia berada di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, sekaligus menjadi fasilitas inkubator pengembangan aplikasi iOS (Apple Developer Academy) pertama di Asia dan ketiga di dunia, setelah Brasil dan Italia.

Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, menjelaskan Apple Indonesia menargetkan fasilitas pengembangan aplikasi iOS ini akan menghasilkan pengembang iOS asal Indonesia sebanyak 200 pengembang per tahun. Jika ada tiga fasilitas serupa di Indonesia, maka total akan menghasilkan 600 pengembang iOS per tahun.

"Ada tiga yang akan dibangun di Indonesia. Sisa dua lagi akan dibangun di Pulau Jawa dan luar Jawa. Lokasi persisnya belum diputuskan oleh Apple Indonesia," ujar Menteri Airlangga usai meresmikan Apple Developer Academy bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di BSD City, Tangerang, dilansir dari Merdeka.com (16/05/2018).

Menteri Airlangga menjelaskan, berdasarkan proposal yang diajukan oleh Apple nilai investasi sekitar USD 44 juta dari tahun 2017 hingga 2019. Diharapkan para developer akan dapat memberikan manfaat di era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia.

"Kami berharap kerja sama dengan Apple Indonesia dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya karena program ini merupakan salah satu upaya transfer knowledge. Dari program inilah, lahir developer-developer baru di dunia aplikasi dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru," ujar Airlangga.

"Besar harapan kami melalui program peningkatan capaian TKDN baik untuk manufaktur, pengembangan software serta skema pengembangan pusat inovasi mampu mempercepat perkembangan industri smartphone di Indonesia dan berdampak pada peningkatan perekonomian nasional," imbuhnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menambahkan, Apple Developer Academy ini dibangun dalam kaitan kegiatan riset dan pengembangan (R&D) Apple Indonesia. Khusus kegiatan engineering-nya, Apple memilih fokus ke sumber daya manusia atau talenta dengan membangun Developer Academy untuk mengembangkan aplikasi berbasis iOS.

"Aplikasi yang berhasil dikembangkan hak patennya menjadi milik pengembang individu, bukan Apple," uar Rudiantara.

Saat ini di Indonesia tumbuh industri telepon seluler yang terdiri dari 28 merek global, 19 merek lokal, 2 SMT (surface mount technology), 7 EMS (Electronic Manufacturing Services), dan 30 industri komponen serta 6 jenis komponen. Yang menerapkan TKDN hardware sebanyak 44 merek, software dan hardware sebanyak 2 merek, dan 1 merek melalui skema pusat inovasi, yaitu iOS Foundation yang dibangun oleh Apple. (Uli)