Indolinear.com - Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Sumatera Utara, Hj. Evi Diana Erry Nuradi, mengutarakan keprihatinan  atas meningkatnya kematian wanita karena kanker mulut rahim atau sering kanker serviks.

Rasa prihatin itu ia sampaikan pada Hari Kanker Sedunia Tahun 2018 yang digelar di Kantor Yayasan Kanker Indonesia Jalan Iskandar Muda Medan, Selasa (20/2).

Hadir pada acara itu, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provsu, Dr Ria Nofida Telaumbanua, Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Hj. Nurlela, Ketua BKOW Provsu Hj. Kemalawati, dan Ketua Panitia, dr Imam.

"Hari Kanker se-Dunia ini hendaknya jadi momen bagi kita khususnya kaum perempuan untuk mencegah kanker sejak dini. Sebab, angka kematian akibat kanker mulut rahim terus meningkat, dengan perkiraan satu orang wanita setiap menitnya," ujarnya.

Melansir news.analisadaily.com, Minggu (6/5), Ia menyebut, jumlah penderita dan kematian yang ditimbulkan jenis kanker ini hanya dapat ditekan bila terdeteksi secara dini. Semakin dini ditemukan semakin besar kemungkinan penderita sembuh dan bertahan hidup lebih lama.

Mengingat pemeriksaan dini kanker mulut rahim memerlukan pengetahuan yang luas, sambungnya, maka YKI Sumut melakukan penyuluhan dan pemeriksaan pap smear gratis bagi wanita yang ada di kota Medan serta Sumut.

Ketua Panitia Hari Kanker dr. Imam menyampaikan, hari ini 140 orang umumnya ibu rumah tangga  dari Labuhan Deli, Stabat dan Percut melakukan pap smear dan vaksinasi. Tujuannya untuk mendeteksi gejala kanker serviks.

"Gejala awalnya tidak tampak atau tidak bisa dilihat secara kasat mata karena berada di dalam vagina. Begitu terjadi gejala pendarahan atau keputihan aromanya tidak sedap. Penderita sudah berada di tingkat stadium awal bahkan stadium akhir hingga kemungkinan sembuh sangat mustahil, " ujarnya.

Lanjutnya, banyak virus yang menyebabkan terjadinya kanker serviks, seperti virus human papilloma membuat vagina terinfeksi pada awal, bila tidak diobati maka menyebabkan kanker. Dan, bisa dipastikan usia dari penderita hanya menghitung bulan.

"Penderita umumnya pada usia produktif  30 hingga 50 tahun yang tak hanya menganggu kualitas hidup baik secara psikis dan fisik saja, tapi juga kehidupan seksual. Hingga berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi keluarga,"ujarnya.

dr Imam juga menegaskan, pencegahan harus dilakukan pemeriksaan sejak dini khususnya bagi yang sudah pernah melakukan hubungan seks. "Tidak hanya itu, hindari juga nikah muda, kehamilan sering, merokok, infeksi menular menyebabkan vagina terinfeksi," tambahnya. (Gie)