Indolinear.com, Mangapura – Akibat Dampak dari abu vulkanik Gunung Agung, penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai diperpanjang hingga besok, Kamis, 30 November 2017 pukul 07.00 Wita.

Humas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsan mengatakan, berdasarkan hasil rapat evaluasi erupsi Gunung Agung oleh Komunitas Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, bandara ditutup lagi dari Rabu (29/11/2017) pukul 07.00 Wita hingga Kamis (30/11/2017) pukul 07.00 Wita.

Dia menerangkan, Selasa (28/11/2017) pukul 20.00 Wita, abu vulkanik mencapai ketinggian 2.000-3.000 meter. Ultimate ketinggian asap letusan erupsi hingga 4.000 meter pada pukul 14.00-15.00.

VONA status RED ditentukan sejak 28 November 2017 pukul 07.15 Wita. Lanjutnya, pukul 20.55 Wita berdasarkan meteorological watch office, telah menerbitkan berita meteorologi significant untuk penerbangan yang didasarkan dari informasi, pengamatan dari VA Advisory Darwin, bahwa semburan abu vulkanik dari Gunung Agung telah mencapai pada ketinggian 25.000 feet bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecepatan 15 kts dan masih mengarah ke Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

"Hingga pukul 23.59 Wita, paper test telah dilakukan dan hasilnya adalah NIL adanya abu vulkanik di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai," katanya.

Forecasting arah angin dari BMKG pada ketinggian atau level angin dijelaskan bahwa 3.000 m arah angin barat laut-timur, ketinggian 5.000 m barat laut-timur laut, ketinggian 24.000 utara-timur laut. Dari record Pilot Report pada ketinggian 2.000-4.000 feet masih ditemui adanya abu vulkanik di ruang udara dengan arah angin ke barat daya.

"Namun, dengan pertimbangan air space atau ruang udara bandara masih tertutup oleh sebaran abu vulkanik ke arah barat daya atau mengarah ke Bandara Ngurah Rai sesuai dengan plotting ASHTAM, maka Notam Closed Bandara akan dilanjutkan hingga 24 jam ke depan atau dari hari ini pukul 07.00 Wita hingga Kamis pukul 07.00 Wita 30 November 2017," jelasnya.

Dia menyatakan, perkembangan situasi penyebaran abu vulkanik dan arah angin akan tetap dievaluasi setiap 6 jam. "Setiap enam jam kami akan mengevaluasi kondisi tersebut," pungkasnya. (Gie)