Indolinar.com, Jakarta – Memasuki tahun politik, pilkada serentak dan Pilpres 2019, media sosial kini diramaikan celotehan berbau politik. Buzzer-buzzer pun tengah bergerak menyebar promosi pribadi hingga informasi provokatif yang merugikan lawannya.

Agar kita tidak terjebak dengan buzzer-buzzer tersebut, ada baiknya kita belajar mengenali akun-akun provokatif di media sosial agar kita tidak terjebak dengan isu yang mereka giring.

Berikut lima tips mengenali akun provokatif di medsos sebagaimana dilansir dari Merdeka.com (16/05/2018):

  1. Jangan Tertipu Foto Wanita Cantik

Terkadang akun provokatif tidak segan memakai foto-foto wanita cantik di profil mereka, bahkan ada juga yang memang menyamar menjadi wanita.

Misal, akun @triomacan2000 yang sempat terkenal pada 2012 lalu. Akun itu memakai foto wanita cantik dan nama Ade Ayu Sasmita. Saat identitasnya dibongkar oleh aparat, ternyata pemilik akun adalah seorang lelaki paruh baya.

Untuk kaum Adam, janganlah sampai terkecoh. Bila ada yang memakai foto profil wanita cantik, tapi isi cuitannya selalu provokatif dan politis, ada kemungkinan itu adalah akun samaran.

  1. Jangan Terbuai Gelar

Jangan pula terbuai dengan gelar. Contoh, sempat ada kasus orang yang bergelar doktor tapi ditahan aparat akibat cuitannya yang tidak senonoh tentang Presiden Joko Widodo.

Malah, belakangan ini terkuak ada lulusan S1 yang dipanggil profesor di Twitter, tetapi cuitannya kerap merendahkan kecerdasan orang lain.

Oleh sebab itu, berpikirlah secara jernih, dan jangan sampai opini kamu sampai digiring akibat terprovokasi bahasa yang keras, meskipun akun tersebut menyandang gelar akademis.

  1. Hobi Sebar Situs Berita Abal-abal

Di Indonesia ada banyak situs berita, tetapi tidak semuanya memiliki kualitas yang sama. Ada yang objektif, tapi ada juga yang asal buat situs berita untuk kepentingan tertentu.

Bila melihat judul berita provokatif, jangan langsung percaya, cobalah kroscek lebih dulu ke media lain.

Jangan sampai tertipu, apalagi ikutan menyebar berita abal-abal dari akun provokatif.

  1. Selalu Menyerang Satu Tokoh

Akun provokatif seringkali tidak jauh dari yang namanya buzzer yang mendukung atau menyerang tokoh tertentu.

Cara membedakan buzzer dan akun pengamat politik adalah lewat objektivitas mereka.

Akun buzzer tentunya selalu menyerang tokoh politik tertentu. Apapun yang dilakukan oleh sang tokoh pasti akan langsung diserang habis-habisan.

Sebaliknya, akun Twitter yang memang suka mengamati dinamika politik pastinya lebih objektif dan tidak asal puji maupun asal serang.

Bila melihat akun buzzer seperti itu, abaikan saja. Mereka justru bekerja sesuai pesanan orang yang berkepentingan.

  1. Isu yang Dibahas Selalu Sama

Masih berkaitan dengan buzzer provokatif, isu-isu yang mereka bahas pun itu-itu saja.

Isu yang mereka ambil pun cenderung provokatif. Yang belakangan ini sering dipakai adalah masalah asing, agama, ras, dan komunisme.

Mereka tidak segan menggunakan dan memelintir isu-isu tersebut untuk melakukan provokasi di medsos demi kepentingan tertentu, biasanya politik.

Amat disayangkan bila pengguna medsos menjadi berkelahi akibat isu yang disebar akun-akun provokatif. (Uli)