Indolinear.com, Jakarta - President Director Telkomtelstra, Eric Meijer, mengatakan di era digital ini masih terjadi ketimpangan antara kebutuhan industri dengan sumber daya manusia. Pernyataannya itu dilandasi dari temua riset yang dilakukan oleh Economis Intelligence Unit (EIU).
Survei yang diprakarsai Telkomtelstra itu, mengungkapkan sebanyak 36 persen responden mengakui sumber daya manusia menjadi tantangan terberat. Dalam hal ini khususnya di wilayah Jakarta.
"Masih dirasakan adanya ketimpangan antara universitas dan kurikulum yang diterapkan dengan kebutuhan terkini dunia usaha," ujar Eric di Jakarta.
Karena hal tersebut, dilanjutkannya, wajar bila perusahaan-perusahaan di Jakarta cenderung merekrut sumber daya manusia dari negara lain. Fenomena ini sebetulnya, terjadi bukan saja di Indonesia, melainkan di beberapa negara.
Meski begitu, sebaiknya dunia pendidikan juga harus mengikuti arah industri. Maksudnya, membekali para siswanya untuk melengkapi keterampilan di era digital.
"Jelas dunia pendidikan harus lebih fokus dalam membekali siswanya dengan keterampilan digital yang relevan untuk melengkapi pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) di Jakarta," ungkap dia.
Tak hanya itu saja, riset tersebut juga mengulas sisi tingkat kepercayaan eksekutif bisnis di sejumlah kota di beberapa negara dan mengukur sejauh mana kota itu dapat mendukung ambisi digital. Dalam survei itu, Jakarta berada pada peringkat kedelapan dari 45 kota di dunia.
Riset Connecting Commerce ini juga menunjukkan Barometer Kota Digital, yaitu peringkat dari 45 kota di seluruh dunia berdasarkan 5 kategori kunci yang relevan dengan performa bisnis, yakni inovasi dan kewirausahaan; lingkungan finansial; sumber daya manusia (SDM) dan keterampilan; pengembangan teknologi baru, dan infrastruktur TIK. (Uli)
0 Response to "[Pos baru] Dunia Pendidikan Diharapkan Dapat Menyesuaikan Arah Industri"
Post a Comment