Indolinear.com, Paris - Perancis akan menyerahkan sebuah pulau seluas 3.000 meter persegi ke Spanyol pekan depan.

Tapi, dalam waktu enam bulan ke depan, Spanyol akan mengembalikan wilayah itu ke Perancis secara sukarela. Kebiasaan tersebut sudah berlangsung selama lebih dari 350 tahun.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (30/1/2018), Pulau Faisans terletak di Hendaye, sebuah kota di sebelah barat daya Perancis, di tepi kanan sungai Bidasoa, yang menandai perbatasan dengan Irun, Spanyol.

Pulau panjang di mulut sungai ini telah menjadi resor turis tepi laut yang terkenal di wilayah Basque Perancis.

Pulau itu menjadi monumen tua untuk memberi penghormatan kepada peristiwa sejarah yang luar biasa pada 1659.

Dalam waktu tiga bulan, Spanyol dan Perancis bernegosiasi untuk mengakhiri perang di pulau tersebut, dan menjadikannya sebuah teritorial yang netral.

Jembatan kayu diperpanjang dari kedua sisi dan tentara bersiaga saat perundingan kala itu dimulai.

Kesepakatan damai bernama perjanjian Pinera disetujui. Teritorial itu menjadi wilayah pertukaran dan batas demarkasi.

Perjanjian kedua negara diikat dalam sebuah pernikahan kerajaan antara raja Perancis Louis XIV dan putri dari raja Spanyol Philip IV.

Selama enam bulan dalam setahun, dari 1 Februari sampai 31 Juli, Pulau Faisans berada di wilayah hukum Spanyol, dan untuk enam bulan berikutnya menjadi milik Perancis.

Kedaulatan bersama seperti ini disebut kondominium, dan Pulau Faisans atau Pheasants menjadi salah satunya yang tertua di dunia.

Komandan angkatan laut di kota San Sebastian, Spanyol, dan rekannya di Bayonne, Perancis, bertindak sebagai gubernur di pulau tersebut.

Pulau mungil dengan panjang 200 meter dan lebar 40 meter ini telah kehilangan setengah dari ukuran aslinya selama berabad-abad. Namun, kedua negara tidak ingin menghabiskan uang untuk membangun pertahanan di pulau tersebut.

Tahun ini, tidak akan ada upacara untuk menandai penyerahan tersebut. (Gie)