Indolinear.com, Hanoi - Sidang tahunan Forum Parlemen Asia Pasifik (Asia Pacific Parliamentary Forum/APPF) ke-26 di Hotel JW Marriott, Hanoi, Vietnam, telah memasuki sesi akhir, Sabtu (20/1). Seluruh delegasi yang terlibat akan membahas tiga tema yakni mengenai perubahan iklim, sumber daya untuk pembangunan berkelanjutan dan kerja sama tourism sosial-budaya.
Delegasi Indonesia masih berbicara dalam membahas tiga tema utama terakhir, sebelum sidang nantinya ditutup dengan resolusi yang diharapkan bisa dieksekusi dengan baik oleh APPF.
Pihak dari DPD RI akan berbicara mengenai perubahan iklim, anggota DPR RI Jon Erizal mewakili delegasi berbicara pada tema sumber daya pembangunan berkelanjutan dan anggota DPR RI Azikin Solthan berbicara mengenai tourism sosial-budaya.
APPF ke-26 menjadi istimewa karena, usulan delegasi Indonesia mengenai adanya resolusi kesetaraan gender dan pertemuan parlemen perempuan menjadi agenda tetap sidang APPF telah disetujui oleh seluruh delegasi.
"Mengenai resolusi kesetaraan gender, 'alhamdulillah' sudah disetujui di 'working grup'. Begitu juga dengan 'women parliamentarians' telah disepakati menjadi agenda tetap sidang APPF," kata Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Nurhayati Ali Assegaf, selaku inisiator sidang parlemen perempuan dan pengusul resolusi kesetaraan gender di Hotel JW Marriott, Hanoi, Vietnam, pagi tadi.
Nurhayati memperjuangkan isu perempuan pada sidang APPF ke-26 sejak sidang APPF ke-23 digelar di Ekuador tahun 2015. Dan, selama 26 kali bersidang, akhirnya APPF mengamandemen statuta agar agenda parlemen perempuan menjadi agenda tetap.
"Ini murni usulan Indonesia pada pertemuan ke-23 di Ekuador, karena sudah menjadi keniscayaan untuk melibatkan perempuan pada semua lini," lanjut politisi Partai Demokrat itu.
Pada sesi peran parlemen dalam meningkatkan ekonomi regional tanpa batas yang dibahas, Jumat (19/1), Nurhayati mengingatkan pentingnya kesetaraan gender di kawasan karena diyakini bisa membawa dampak pada peningkatan produk domestik bruto (PDB) baik nasional maupun regional.
"Studi menunjukkan, bahwa ketika kita mempromosikan kesetaraan gender dan menyediakan arena yang luas bagi pria dan wanita untuk berada di pijakan yang sama, maka akan meningkatkan PDB secara signifikan di semua negara," kata Nurhayati.
Delegasi Indonesia berkeyakinan, perempuan dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena wanita adalah pemain utama dalam perekonomian global sekarang ini.
"Oleh karena itu, Indonesia meminta parlemen anggota APPF meningkatkan upaya untuk mempromosikan kesetaraan gender terutama dalam konteks pemberdayaan ekonomi perempuan dan untuk meningkatkan akses UMKM ke pasar regional," tekan Nurhayati.
Delegasi Indonesia dari unsur DPD Nono Sampono yang berbicara pada sesi kemananan dan penanganan terorisme mengatakan, perlunya kerja sama kawasan untuk menekan paham fundamentalis yang sel-sel nya masih bergerak aktif dan berpotensi mengancam kawasan.
Indonesia, lanjut Nono, telah menunjukan pentingnya kerjasama regional dalam memberantas terorisme dengan melibatkan Australia, Malaysia, Singapura dan Filipina saat menghadapi aksi di Marawi, Filipina Selatan.
Sekalipun begitu, Indonesia juga berjuang untuk memperpendek kesenjangan ekonomi yang diyakini sebagai akar dari suburnya aksi terorisme, "Indonesia mengatasinya dengan memperpendek kesenjangan sosial pembangunan yang berkeadilan," ujar Nono. (Uli)
0 Response to "[Pos baru] Setuju Dengan Indonesia Kesetaraan Gender Jadi Resolusi Sidang APPF"
Post a Comment