Indolinear.com, Tanggerang - Dia memang bukan Leonardo Da Vinci,Basoeki Abdullah apalagi Affandi, tapi justeru nama para maestro lukis itulah yang telah memberinya inspirasi dan bersemangat melahirkan berbagai karya lukis.

Lelaki asal Purwokerto ini kiranya patut diacungi jempol, di usianya yang masih muda, telah banyak menelurkan karya lukisan yang dibuatnya dari berbagai media, seperti pelepah pisang, rambut, cat minyak, tisu, serbuk gergaji, ampas kopi, gypsum hingga bulu ayam hingga kerajinan dalam botol.

Teguh bukanlah seniman yang bukan berasal dari keluarga seniman, kemampuan melukis didapat secara oodidak, tanpa mengikuti pendidikan khusus , semua didapatnya secara mengalir begitu saja seperti aliran air di sungai.

Sejak masih balita, saat masih berusia 4 tahun dan masih duduk bangku taman kanak kanak, bakat seninya sudah mulai terlihat, ini dibuktikan dari kebiasannya membawa kertas menggambar dan pensil untuk menggambar, kemana mana peralatan itu selalu dibawanya.

Bahkan pernah pada satu ketika, ia pernah protes tidak mau mandi atau pergi ke sekolah sebelum diberi kesempatan untuk menggambar.

Orangtua Teguh sempat keheranan melihat kebiasaan anaknya itu tetapi mereka tidak marah namun malah memberi sokongan dengan menyediakan alat alat untuk keperluan menggambar.

"Saya tidak belajar secara khusus, semua saya dapatkan secara otodidak, saat masih kecil saya seperti punya ritual tersendiri, di mana saya selalu mengawali sebuah aktifitas dengan menggambar terlebih dahulu", kata Teguh Prijono saatditemui di sanggar lukis TG SemangART Gallery, di Tangerang.

Menurut pria kelahiran 25 Mei 1971ini untuk menyalurkan hobi itu tidak harus mengeluarkan biaya yang banyak, tetapi asal kita mau dan dengan sedikit kreatifitas, barang bekas maupun limbah yang sudah dianggap sampah oleh masyarakatpun bisa dijadikan media karya lukisan.

"Tidak selalu harus keluar biaya yang mahal kalau kita ingin menyalurkan sebuah hobi, kalau kita mau dan kreatif, barang bekas yang dianggap sampah sekalipun bisa kok dijadikan barang bernilai seni tinggi, hitung hitung ikut mengurangi sampah ", ujar Bapak satu anak ini.

Teguh mengaku ide untuk membuat lukisan dengan menggunakan berbagai media itu datang begitu saja tanpa direncanakan, seperti ketika ia sedang nongkrong di kebun pisang di belakang rumahnya, atau saat berada di salon pangkas rambut atau bahkan ketika sedang berada di warung kopi.

"Kalau sudah dapat ide, jangan sekali kali dipendam, tapi harus segera dituangkan menjadi sebuah karya, itu kalai kita mau berkembang karena kreatiifitas itu harus terus di asah di manapun dan kapanpun",, ucap seniman yang akrab disapa Tege oleh rekan rekannya itu.

Ternyata hasil karya lukis pria berperawakan kurus ini banyak di minati orang, ini ditandai dengan banyaknya lukisan yang dipesan peminat yang tidak hanya datang dari sejumlah daerah di tanah air, bahkan hingga ke mancanegara.

Disangka Orang Gila sampai Diajak Kawin Cewek Bule

Kisah perjalanan Tege meniti karir sebagai seniman lukis tidak berjalan mulus tapi juga banyak menemui rintangan tapi itutidak membuatnya patah semangat dan dianggapnya sebagai cambuk untuk lebih bersemangat dalam berkarya.

Tege pernah dikira orang kurang waras oleh orang saat sedang mengumpulkan pelepah pelepah pisang kering yang akan dibuatnya sebagai media lukis,

"Saya pernah dikira orang gila ketika mencari pelepah pisang di kebun, tapi nggak apa apa saya nggak marah kok, justeru ini makin membuat saya semangat untuk mewujudkan ide ide saya itu", ungkap anak ke2 dari 4 bersaudara ini.

Cerita lainnya, lebih unik lagi, cerita berawal saat dirinya mengupload semua karya lukisnya di instagram dan facebook, ternyata karyanya itu menarik perhatian seorang wanita bule asal Perancis yang bahkan hingga mengajaknya menikah karena kepincut setelah melihat karyanya di instagram. (Uli)