Indolinear.com, Tangsel - Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) menggelar Dialog Pendidikan tentang Gerakan Literasi Nasional di Hotel Santika BSD, Serpong, Tangsel pada Kamis, 19 April 2018.
Kegiatan yang dihadiri oleh puluhan kepala sekolah dan guru di Tangsel ini mengambil tema menggerakan literasi, karakter dan kompetensi sebagai keterampilan penting di pendidikan abad ke-21.
Menurut Pengawas Dindikbud Tangsel Siti Nurhayati, sejak dikeluarkannya Permendikbud 23 tahun 2015 kebijakan yang ada di Kota Tangsel langsung dijalankan. Dindikbud Tangsel sangat menyambut gembira gerakan literasi nasional ini.
"Pendapat awam gerakan literasi hanya membaca dan menulis, namun bukan itu saja tapi bagaimana kita bisa mengelola, memahami hingga mengkomunikasikan sehingga gerakan literasi sekolah ini tidak hanya didefinisikan sebagai membaca dan menulis," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Dindikbud Tangsel pernah mengadakan sosialisasi kepada sekolah melalui MGMP Bahasa Indonesia dan didalam mata pelajaran gerakan literasi ini sudah terpadu masuk dalam kegiatan pembelajaran.
"Tingkat melek huruf di Kota Tangsel hampir mencapai 100 persen, ini terbilang cukup tinggi. Namun minat baca dan minat menulis di Tangsel presentasinya masih belum membanggakan," jelasnya.
Sementara, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Ari Santoso mengatakan bahwa kebijakan gerakan literasi nasional ini menjadi program unggulan di Kemendikbud.
Betapa pentingnya literasi untuk kehidupan, dimana dapat menambah kemampuan untuk membaca dan menulis.
"Diseluruh dunia tidak ada yang mencapai 100 persen bebas aksara. Angma tingkat melek aksara masyarakat di Indonesia usia 15-59 tahun sudah mencapai 96.51 perse. Ini angka yang luar biasa. Buta aksara di Indonesia tinggal 5.629.943 atau 3,49 persen," kata Ari.
Menurutnya terdapat 6 literasi dasar yakni baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, dan budaya kewargaan. Dengan keenam literasi dasar ini dapat mengasah kemampuan berbagai keterampilan dalam kehidupan.
Sementara, menurut narasumber Dialog Pendidikan Kang Maman, Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara yang
Minat baca masyarakat Indonesia masing kurang bahkan Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara. Padahal jumlah perpustakaan di Indonesia nomer 1 di ASEAN.
"Gerakan literasi nasional tiga pilar harus berkontribusi satu sama lain yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. Jika satu sama lain saling bekerjasama maka permasalahan dapat selesai," terangnya.
Menurutnya, guru atauoun orangtua di rumah harus mengajak anak membaca kemudian lakukan dialog atas apa yang sudah dibacanya. Dengan begitu jika ada pertanyaan atau masalah akan terpecahkan.
Sementara, Kepala Dindikbud Tangsel Taryono mengatakan bahwa dalam rangka membangun pengembangan pendidikan salah satu upayanya adalah dengan gerakan literasi sekolah.
"Gerakan literasi sekolah adalah upaya menumbuhkan budi pekerti dan karakter positif yang dengan tujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat," tutupnya.(sophie)
0 Response to "[Pos baru] Gerakan Literasi Nasional Jadi Program Unggulan Kemendikbud"
Post a Comment