Indolinear.com, Bogor – Dari tahun ke tahun permintaan konsumen terhadap hasil perikanan untuk dikonsumsi terus mengalami peningkatan.

Salah satu hasil perikanan yang cukup digemari masyarakat Indonesia adalah ikan mas.

Jarak tempuh yang jauh saat proses transportasi ikan dapat menurunkan tingkat kesegaran dan keamanan produk pangan, karena kondisi ikan yang mati atau stress saat ditransportasikan.

Transportasi ikan yang dilakukan selama ini menggunakan sistem transportasi basah dengan tingkat kelulusan hidup ikan yang masih rendah.

Pada sistem transportasi basah digunakan media pengangkutan air yang dapat beresiko pada kematian ikan yang tinggi.

Untuk itu dibutuhkan penanganan untuk menjaga kualitas ikan agar tetap terjaga, salah satunya dengan sistem transportasi kering.

Sistem transportasi kering mampu menekan kematian ikan dan menjaga kondisi ikan agar tidak stress saat ditransportasikan.

Ikan dibuat dalam kondisi tenang sehingga aktivitas respirasi dan metabolismenya rendah.

Selain itu, pada sistem transportasi ini juga memungkinkan untuk distribusi ikan dalam jangka waktu yang lebih lama, khususnya untuk tujuan ekspor.

Sistem transportasi kering membutuhkan pembiusan ikan (imotilisasi) yang akan membuat aktivitas metabolisme ikan berada dalam kondisi basal.

Pembiusan ikan bisa menggunakan bahan anestesi kimia, namun ini dapat meninggalkan residu yang berbahaya bagi ikan yang akan berdampak juga bagi manusia dan lingkungan.

Sehingga inilah yang mendasari Bella Aprilia, Mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan penelitian tentang pemingsanan ikan menggunakan bahan anestesi alami dari daun pala.

Judul penelitiannya adalah Penggunaan Ekstrak Kasar Daun Pala (Myristica fragnans houtt) sebagai Anestesi pada Simulasi Transportasi Ikan Mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini dilakukan di bawah bimbingan Dr. Ruddy Suwandi dan Dr. Agoes M. Jacoeb.

"Pala adalah salah satu tanaman rempah asli Indonesia yang mengandung minyak atsiri. Di dalam minyak atsiri ini terdapat zat myristicin yang bisa digunakan sebagai obat bius. Zat myristicin bersifat halusinogen sehingga dapat dimanfaatkan untuk memingsankan ikan selama transportasi sistem kering agar kondisinya tetap segar," ungkap Bella dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (29/4/2018).

Pada penelitiannya Bella menggunakan konsentrasi ekstrak sebesar 2%, 3%, dan 4%. Hasil penelitiannya menunjukkan tingkat kelangsungan hidup ikan mas yang menggunakan perlakuan anestesi daun pala lebih tinggi dibandingkan kontrol.

Hasil analisis glukosa darah menunjukkan kadar glukosa darah ikan mas perlakuan anestesi daun pala lebih rendah dibandingkan kontrol.

Konsentrasi terbaik adalah konsentrasi ekstrak 3% dengan waktu pingsan 136 detik dan waktu sadar 186 detik. Hasil terbaik setelah simulasi transportasi yaitu simulasi dengan lama waktu 120 menit yang memiliki tingkat kelangsungan hidup 100%.

"Saya berharap hasil penelitiannya ini dapat memberikan informasi tentang manfaat daun pala untuk bahan anestesi alami, dan bisa segera diaplikasikan untuk transportasi ikan", tutupnya. (Gie)