Indolinear.com, Phnom Penh - Seorang dokter dari Australia Selatan telah berhasil melakukan operasi bersejarah kepada seorang pria Kamboja yang mengidap penyakit serius. Si pasien mengidap pertumbuhan gusi abnormal yang membuat seluruh area rongga mulutnya mengalami pembengkakan.

Eng Kheng, asal Provinsi Kampong Cham mengidap penyakit bernama Gingival Hyperplasia, selama kurang lebih 30 tahun terakhir. Demikian seperti dilansir dari Liputan6.com (28/04/2018).

Selama periode tersebut, pria malang itu tak pernah mendapatkan perawatan medis yang layak terkait penyakit yang dideritanya.

Dokter Andrew Cheng dari Adelaide, Australia Selatan, mengetahui kasus Eng Kheng melalui sebuah badan amal yang ia tangani di Kamboja. Dokter Cheng lantas memutuskan untuk membantu pria tersebut.

"Aku belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Tidak sebesar itu," kata dokter Cheng.

Eng Kheng terdiagnosa penyakit itu secara tidak sengaja setelah melaksanakan pemeriksaan katarak pada matanya. Dokter yang memeriksa mata pria itu kemudian terkejut melihat pertumbuhan gusi yang tak wajar pada rongga mulut Eng Kheng.

Dokter itu kemudian memberikan notifikasi dan informasi medis kepada Andrew Cheng, yang terbang ke desa tempat Eng Kheng.

"Dokter dan ahli bedah lokal mengorganisir CT scan untuk memastikan itu bukan tumor ganas. Kami berhasil memanfaatkan semua hasil CT scan untuk merencanakan operasi di Australia," ujar dokter dari Adelaide itu.

Pertumbuhan gusi Eng Kheng adalah kondisi langka yang disebut Gingival Hyperplasia. Ada satu dari 750.000 individu yang berpotensi mengidap kondisi itu, menurut Andrew Cheng.

Selama menderita kondisi itu, Eng Kheng terpaksa mengadaptasi cara mengunyah dan menelan, serta membatasi konsumsi pada beberapa jenis makanan dan minuman.

"Biasanya dia hanya mengonsumsi makanan yang berbentuk cairan, nasi lembek, mi, sup, dan air limun, dia suka limun. Ia bisa menelan, tapi cara menelannya berbeda, tak seperti orang kebanyakan. Ia menepuk-nepuk lehernya dan menelannya, seperti burung," jelas dokter Cheng.

Kondisi itu juga membuat rongga sirkulasi pernapasan mengalami sedikit penyempitan. Beruntung, Eng Kheng tidak pernah mengalami masalah bernapas, meski mengidap penyakit itu selama 30 tahun.

Tim dokter yang dipimpin oleh Andrew Cheng pertama kali menguji prosedur operasi pada adik Eng Kheng yang mengidap Gingival Hyperplasia dengan kondisi yang lebih ringan.

"Kami melakukan operasi pada saudaranya terlebih dahulu dan menggunakan alat bedah konvensional di Kamboja. Hasilnya cukup bagus," jelas sang dokter.

Hasil positif itu meyakinkan bagi Cheng untuk menerapkan prosedur serupa pada Eng Kheng.

Sementara itu, otoritas medis setempat menekankan agar Andrew Cheng melaksanakan operasi di Kamboja, agar dokter lokal mampu menjadikan Eng Kheng sebagai sebuah studi kasus pembelajaran.

Akan tetapi, karena kondisi Kheng sangat buruk, dokter Cheng tidak yakin dapat melaksanakan prosedur di Kamboja dengan aman. Akhirnya diputuskan bahwa proses operasi Eng Kheng akan dilaksanakan di Rumah Sakit Ashford di Adelaide. Otoritas medis rumah sakit itu pun turut bersedia membantu prosedur operasi.

"Jika operasi dilaksanakan di Kamboja, Eng Kheng berpotensi meninggal. Jadi kami membawanya ke Australia," jelas dokter Cheng.

Operasi itu sukses dan wajah Eng Kheng berubah total jika dibandingkan kala ia mengidap penyakit tersebut. Meski ada beberapa luka bekas operasi, secara keseluruhan, wajah pria Kamboja itu tampak sehat.

Eng Kheng kini mampu menikmati semua makanan dan limun yang ia inginkan tanpa harus "makan seperti burung".

"Ia kini telah terlihat normal setelah sepanjang hidupnya ia terlihat menderita..." ujar Andrew Cheng. (Uli)