Indolinear.com, Tangsel - Helatan "Literasi Pengembangan Generasi Pemuda Milenial" yang digagas oleh Kemenpora bersama Dispora Tangsel di Lapangan Rempoa Ciputat Timur cukup hangat. Berbagai organisasi kepemudaan OKP hadir turut serta dalam diskusi.

Acara digelar sejak sore hari dimulai dengan senam Poco-poco yang diikuti oleh warga. Dilanjut dengan kegiatan lain. Malam harinya diisi dengan musik dan diskusi tentang kepemudaan. Di sekitar lokasi dimeriahkan dengan stand-stand kuliner.

Hadir Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Asisten Deputi Standarisasi dan Infrasturktur Pemuda Kemenpora, Zainal Aminin yang  membicarakan tentang "Kepemudaan  Kepeloporan dan Literasi Digital".

Menurutnya total penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa, jumlah pemuda 62,06 juta jiwa atau 24,07 persen. Sekarang didominasi generasi milenial yang diprediksi akan mendapatkan bonus demografi pada 2030. Untuk menghadapai potensi itu pemerintah membuat berbagai langkah.

"Kami berusaha membuat terobosan dan inovasi bagaimana pemuda Indonesia kreatif, inovatif dan berdaya saing. Pemuda harus jadi agen perubahan ," kata mantan Kadispora Provinsi Banten ini.

Pemuda perlu diisi dengan  kedisiplinan, menjadi agen perubahan. Arahnya pemuda memiliki karakter. Berkenaan dengan aspek Milenial, hadirnya era digital. Generasi pemuda sudah dekat dengan berbagai teknologi ini tentu memiliki potensi besar yang harus dikelola. Namun juga ada tantangan yang perlu dihadapi.

"Pemuda berbagai macam karakter ada yang mengarah ke negatif. Maka perlu diberikan pengarahan wawasan kebangsaan, berpikir maju, berjiwa konstruktif membangun jiwa, bangsa dan negara. Semoga kegiatan ini bisa mentransfer ilmu," tambah ia.

Pada kesempatan itu, ia pun menyingung Tangsel sebagai kota layak pemuda. Satu alasan mengapa Tangsel menjadi kota layak pemuda salah satunya pemudanya berkarakter dan inovatif dengan kreatifitasnya selama ini. Namun ia berpesan bahwa Pemkot Tangsel harus menegaskan ada regulasi untuk mendukung program kota layak pemuda.

"Banyak atlet dan kreatifitas di Tangsel. Kenapa Tangsel mendapat kota layak pemuda. Mudah-mudahan Pemkot membuat regulasi misalnya menyiapkan anggaran. Saya yakin sepenuhnya bisa terarah dengan memberikan anggaran. Kota layak pemuda harus ada regulasi," sarannya.

Agar eksistensi pemuda tetap berkembang dan cakupannya luas pemuda perlu melakukan menjadi entrepreneur. Didukung dengan fasilitas teknologi saat ini. Pemerintah memberikan dukungan penuh tinggal bagaimana para pemuda bisa bekerjasama.

"Jadi pengembangan pemuda adanya kewirausaha bahkan di Banten menjadi rujukan daerah lain. Kedepan pemuda berjiwa enterpreunership," imbuhnya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Dispora Tangsel E Wiwi Martawijaya yang  menyampaikan tentang "Kewirausaha Pemuda di Tangsel". Ia menjabarkan soal jumlah pemuda di Tangsel sebanyak 24,4 persen atau setara 305.586 dari jumlah penduduk 1,250,5 juta.

Sumber itu diambil dari Disdukcapil Kota Tangsel 2017. yang terdiri dari lulusan SMA, Diploma, S1, S2 dan S3. Ia mengajak kepada para pemuda Tangsel untuk terus bekerjasama dengan Dispora. "Saya mengajak kepada pemuda untuk bersinergi dengan Dispora. Siapa yang mau berwirausaha silahkan ajukan," pintanya.

Menurut E Wiwi Martawijaya tidaklah mudah membuka lapangan pekerjaan. Membuka lapangan pekerjaan tidak semudah membalikan telapak tangan.

Acara dilanjutkan dengan nonton piala dunia bareng. Peserta yang hadir tak hanya para pemuda namun masyarkat umum. Acara semakin malam, semakin meriah seiiring dimulainya pertandingan.(Sopy)