Indolinear.com, California - Tak pernah terpikirkan oleh Vivian Nouri akan ketenaran yang ia rasakan saat ini. Hidupnya berubah drastis, wajahnya tak kusam lagi, bahkan ia mampu menjelma jadi penyanyi yang dikenal oleh banyak orang.
Dikutip dari laman Liputan6.com (30/06/2018) Nouri dan keluarganya tinggal di kamp pengungsi pada 1993. Mereka kabur dari perang sipil di Kurdistan setelah rumahnya dibom pada tahun 1991.
Salah satu kakak perempuannya butuh pertolongan medis darurat dan mereka berhasil mendapatkan status pencari suaka di Selandia Baru.
Pada 1995, Nouri dan keluarganya terbang ke Selandia Baru dan semenjak itu menyebut negara itu adalah rumahnya dan mendapat kewarganeraan Kiwi.
Pada usia sembilan tahun ia kerap bernyanyi. Di usia 10 tahun, Nouri menjadi penyanyi dan Perdana Menteri Selandia Baru saat itu, John Key, terpesona dengan suaranya.
Kini, kesuksesannya sebagai penyanyi dapat ia rasakan sejak hijrah ke Tinseltown, Amerika Serikat.
Kesuksesannya di bidang tarik suara bermula ketika ada seorang penyanyi lokal yang datang dan mengajak Nouri menjadi bagian dari penyanyi untuk film terbaru dari rumah produksi Paramount Pictures.
Kala itu ia diminta untuk pergi ke studio rekaman di kota Tinseltown. Selama satu jam rekaman, ia bernyanyi untuk soundtrack sebuah film.
Setelah kedatangan pertamanya, Nouri merasa kaget karena banyak tawaran yang muncul.
"Waktu itu saya berada di gym dan tiba-tiba mendapat telepon dari direktur musik di Paramount Pictures untuk menyanyikan sebuah lagu natal pada salah satu filmnya," ujar Nouri.
Pada saat itu, sebuah perhelatan penghargaan nomor wahid di dunia, Grammy Awards akan segera dilaksanakan. Saat berkunjung ke rumah produksi, ia bertemu dengan Jason Richmond.
"Setelah bertemu, Jason menelpon saya dan menanyakan jangkauan vokal saya di lagu yang akan dinyanyikan. Ketika ia menanyakan apakah saya mampu, tentu saya menjawab ya," ujar Nouri.
Selama satu setengah jam, Nouri merekam suara emasnya di sebuah studio yang ternyata pernah digunakan oleh Michael Jackson saat merekam lagu We Are The Word.
"Seminggu kemudian saya mendapat email bahwa lagu yang saya nyanyikan lolos untuk mengisi soundtrack film tersebut. Air mata saya seketika tumpah," ujar Nouri.
"Tak lama setelah menerima surat itu, saya langsung mengirim surat kepada ibu saya," tambahnya.
Sejak saat itu, Nouri tak pernah menyangka nasibnya akan berubah.
"Saya bersyukur bisa bekerja sama dengan produser musik terkenal sekelas Brian Kennedy dan David Foreman. Mereka bahkan pernah menang Grammy," ucap Nouri.
"Selama bekerja pun saya merasa beruntung bisa berkenalan dan satu studio dengan penyanyi terkenal lainnya seperti Fifth Harmony, Skrillex dan G-Eazy," tambahnya.
Dari sini Nouri belajar bahwa musik punya kekuatan untuk menginspirasi dan menyatukan banyak orang. (Uli)
0 Response to "[Pos baru] Perjalanan Gadis dari Kamp Pengungsi Suriah Ke Panggung Hollywood"
Post a Comment