Indolinear.com, Jakarta - Perkembangan mobil listrik saat ini tengah gencar dilakukan oleh pabrikan otomotif dunia. Pasalnya, mobil tanpa bahan bakar ini dipercaya bakal menjadi industri masa depan, karena mampu menciptakan udara yang ramah lingkungan.

Sistem elektrifikasi pada kendaraan sebenarnya bukan hal baru. Bahkan, mobil listrik ternyata lebih dulu eksis sebelum mesin bensin atau Diesel.

Hal tersebut, seperti tercantum dalam sebuah tulisan yang diterbitkan Idaho National Laboratory. Titik awal dimulainya pengembangan sistem penggerak listrik, telah dimulai sejak 1895 di Amerika Serikat, dilansir dari Liputan6.com (22/06/2018).

Pengembangan dan inovasi mobil listrik terus muncul, hingga pada 1897 lahir mobil listrik pertama. Bahkan, mobil dengan penggerak motor elektrik ini langsung digunakan sebagai armada taksi di New York, saat pertama kali hadir.

Penyempurnaan terus dilakukan dan pada 1902, dan lahirlah mobil listrik lainnya bernama Wood Phaeton. Wujud kendaraan ini berupa kereta tak berkuda yang didukung baterai untuk menempuh jarak sejauh 29 kilometer.

Sementara itu, motor penggerak pada kendaraan yang saat itu dibanderol US$ 2 ribu atau sekira Rp 26,2 juta ini sanggup dipacu hingga kecepatan 23 km/jam.

Medio 1900-an juga ditandai lahirnya kendaraan bertenaga uap serta bensin. Saat itu, kendaraan bertenaga listrik lebih banyak dipilih karena tidak menghasilkan getaran mesin, bau bahan bakar, serta kebisingan yang biasanya terdapat pada mobil bensin.

Untuk diketahui, tenaga yang dihasilkan oleh dinamo atau motor penggerak dihitung dalam satuan kilowatt (kW).

Sebagai contoh, 100 kW setara 134 tenaga kuda (Tk). Torsi yang tersedia pada motor elektrik juga memiliki rentang yang luas.

Adapun sumber listrik disimpan pada baterai. Jarak tempuh pada kendaraan bergantung pada kapasitas baterai yang digunakan menyimpan listrik. (Uli)