Indolinear.com, New York - Tepat pada tanggal 15 September tahun 1978, petinju Muhammad Ali berhasil mengalahkan Leon Spinks di Superdome Louisiana dan berhak atas gelar juara tinju dunia kelas berat untuk ketiga kalinya.

Dikutip dari laman Liputan6.com (24/06/2018), atas gelar ketiga kali tersebut, menjadikan Ali sebagai satu-satunya petinju yang berhasil meraih gelar dunia sebanyak itu.

Setelah menang tiga kali, Ali sempat memutuskan untuk berhenti sejenak dari dunia yang telah mengangkat namanya. Dua tahun kemudian, barulah ia kembali naik ring tinju.

Selama proses istirahat tersebut, ia mengklaim telah terlahir kembali bagaikan kupu-kupu. Namun, pada tahun 1981 ia benar-benar berhenti dari dunia tinju.

Muhammad Ali lahir dengan nama asli Cassius Marcellus Clay pada 14 Januari 1942. Ia mengganti namanya sebagai Muhammad Ali pada tahun 1964 setelah memeluk agama Islam. Ia berhasil meraih medali emas Olimpiade 1960 di Roma dan memulai debut tinju profesionalnya pada Oktober 1960 ketika melawan Tunney Husaker.

Muhammad Ali juga adalah penentang Perang Vietnam. Ia menentang program wajib militer ke Vietnam.

Perjalanan spiritual Muhammad Ali sebagai muslim penuh lika-liku.

Pada 1965, Ali bergabung dalam organisasi kontroversial Nation of Islam yang alirannya berbeda dengan Islam pada umumnya.

Kemudian pada 1975, Ali mengikuti ajaran Sunni, yang dipraktikkan mayoritas muslim di dunia. Perubahan tersebut terjadi ketika Amerika Serikat menjadi lebih multirasial -- dengan meningkatnya penduduk keturunan Arab, Asia, dan imigran muslim dari Eropa.

Petinju legendaris, Muhammad Ali meninggal pada Jumat 3 Juni 2016 malam waktu setempat atau Sabtu 4 Juni 2016 pagi Waktu Indonesia Barat (WIB).

Ia mengembuskan napas terakhir pada usia 74 tahun, setelah mendapat perawatan sejak Kamis 2 Juni 2016.

Ali dirawat intensif karena mengalami gangguan pada pernapasan. Segala upaya telah dilakukan tim medis namun nyawa Ali tidak tertolong.

Sejak pensiun tahun 1981, Ali memang kerap keluar masuk rumah sakit. Terakhir, ia mendapat perawatan pada awal tahun 2015 karena didiagnosis pneumonia.

Selain itu sang petinju legendaris itu juga sudah lama mengidap parkinson. Namun, hal itu tidak mengganggunya untuk terus berkegiatan amal di seluruh dunia. (Uli)