Indolinear.com, Kota Tangerang - Bencana dan keadaan darurat selama ini telah mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat secara signifikan terutama yang berhubungan dengan kecelakaan.

Berdasarkan data dari United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR), Indonesia menempati urutan tertinggi untuk bencana tsunami, tanah longsor dan gunung berapi yang disusul gempa bumi dan banjir diurutan ketiga dan keenam.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk penanganan bencana, Pemkot Tangerang bersama dengan PMI Kota Tangerang dan House of Medical Training menggelar Seminar dan Workshop dengan tema "Update Disaster Management Of Emergency Responsibility System."

Acara tersebut bertempat di ruang Al-Amanah Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.

Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin yang hadir dan membuka langsung seminar dan workshop ini menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penanganan bencana. Serta bagaimana penerapannya di masyarakat.

"Penanganan bencana sudah menjadi kebutuhan kita, paling tidak tahu langkah-langkah yang ditempuh untuk mengurangi resiko bencana," ujar Sachrudin, dilansir dari Wartakota.tribunnews.com (16/09/2018).

"Kita harus selalu siap siaga, semoga tidak terjadi bencana baik di negara tercinta maupun Kota Tangerang," sambungnya.

Ketua PMI Kota Tangerang Kuswarsa mengungkapkan relawan PMI yang nanti berangkat untuk temu karya relawan nasional merupakan ujung tombak dalam sosialisasi kepada masyarakat kaitan penanganan bencana.

"Jadi relawan bukan hanya punya keahlian medis, tetapi juga persuasif," kata Kuswara.

Kuswarsa juga meminta masyarakat untuk berperan aktif dalam penanganan bencana bukan hanya bencana yang sifatnya alam.

"Bisa penyakit penular atau kebakaran, paling tidak masyarakat tidak panik dan tau bagaimana penanganan saat bencana terjadi," harapnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Zainul Hasan Hasani mengatakan setiap rumah sakit di Kota Tangerang harus memiliki fasilitas baik saat bencana terjadi maupun pasca bencana.

"Harus memberikan sesuai kemampuan pelayanannya kepada korban bencana," kata Zainul.

Zainul juga berharap peserta yang mengikuti seminar dan workshop ini akan memiliki pola pikir dan pola tindak yang sama dalam menangani bencana dan keadaan darurat.

"Ilmu yg dishare disini bisa bermanfaat baik dikehidupan sehari-hari maupun saat bencana," paparnya.

Dalam acara ini dilakukan juga penyematan atribut sebagai tanda pelapasan enam orang relawan terbaik Kota Tangerang yang akan dikirim pada acara Temu Karya Relawan Nasional PMI yang berlangsung tanggal 17 September 2018 di Purwakarta. (Uli)