Indolinear.com, Jakarta - Gangguan kesuburan adalah dampak yang sering terjadi pada pasangan suami istri obesitas. Wanita obesitas berisiko mengalami gangguan hormonal yang dapat mengakibatkan masalah ovulasi dan gangguan siklus menstruasi.

Sementara pada pria, obesitas seringkali dikaitkan dengan menurunnya jumlah sperma. Benarkah hal tersebut?

Jumlah orang yang mengalami obesitas kian meningkat. Berdasarkan hasil penelitian di Amerika Serikat, prevalensi obesitas pada tahun 1970-an hanya sekitar 8 persen. Sedangkan pada tahun 2018, angka obesitas meningkat menjadi 36,5 persen, dilansir dari Liputan6.com (30/10/2018).

Kenaikan angka kejadian obesitas disebabkan oleh perubahan gaya hidup seiring perkembangan zaman―pola hidup sedenter, kurangnya aktivitas fisik, serta pola diet tinggi kalori dan lemak.

Obesitas, jumlah sperma dan gangguan kesuburanPeneliti di India menginspeksi lebih 1200 pria, dan didapatkan bahwa obesitas pada pria berhubungan dengan volume cairan semen yang lebih sedikit. Peneliti juga menemukan bahwa pria obesitas memiliki jumlah dan kosentrasi sperma yang lebih sedikit.

Obesitas pada Pria

Tak hanya itu, kualitas sperma pada pria obesitas juga lebih rendah. Hal ini ditandai dengan pergerakan sperma yang lebih lambat serta bentuk sperma yang berubah. Keadaan tersebut menyebabkan gangguan pada proses konsepsi sehingga dapat menurunkan tingkat kesuburan.

Parahnya, obesitas juga terbukti dapat menyebabkan gangguan pada proses penempelan embrio di rahim, meningkatkan risiko keguguran, serta mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan.

Dampak Sesungguhnya

Namun, meski dampaknya sangat jelas, alasan pasti mengapa obesitas dapat menyebabkan gangguan kesuburan masih belum diketahui hingga saat ini. Akan tetapi, para ahli punya dugaan kuat bahwa obesitas bisa menyebabkan gangguan hormonal.

Pada pria obesitas, keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen mengalami gangguan karena kadar lemak tubuh yang tinggi. Selain itu, obesitas juga memicu peradangan kronis pada tubuh dan hal ini juga diduga berkaitan dengan tingkat kesuburan yang rendah.

Solusinya

Walau masih berlangsung dan hasilnya masih tentatif, penelitian yang dilakukan di India memiliki hipotesis bahwa penurunan berat badan dapat meningkatkan kualitas sperma pria.

Untuk hal tersebut, yang harus dilakukan adalah penurunan berat badan secara bertahap, bukan dengan cara ekstrem. Pasalnya, penurunan berat badan yang terlalu ekstrem justru membawa pengaruh buruk pada kualitas sperma pria.

Jadi, Anda tidak boleh "menyiksa" tubuh terlalu berat untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Akan lebih baik bila Anda menerapkan pola diet yang tepat agar terjadi penurunan berat badan secara bertahap. Selain itu, olahraga teratur dan menerapkan gaya hidup aktif juga bisa menjadi langkah yang ditempuh untuk menurunkan berat badan ke rentang ideal.

Nah, kini Anda telah mengetahui bahwa obesitas pada pria memang dapat menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas sperma pria. Jika Anda tak ingin mengalaminya, raih kembali berat badan ideal Anda dengan cara yang benar. Tentu Anda ingin menjadi pria perkasa yang jauh dari gangguan kesuburan, bukan? (Uli)