Indolinear.com, Lombok Barat - Sekitar 1.500 pelari mencapai garis finis dalam Mekaki Marathon 2018 yang diselenggarakan di Pantai Teluk Mekaki, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), hari Minggu (28/10/2018).

Pada edisi kedua, Mekaki Marathon mengusung semangat dengan tema "Lombok Bangkit". Tema yang diusung ini tidak lepas dari bencana alam gempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Menurut Kepala Bagian Humas Kabupaten Lombok Barat Saeful Ahkam, Sabtu (27/10/2018), Mekaki Marathon dimaksudkan untuk membangkitkan semangat warga Lombok Barat dari trauma gempa Juli-Agustus lalu.

Salah satu dampak yang timbul dari gempa bumi ini adalah aktivitas pariwisata di Lombok menurun dan cenderung lesu. Padahal, pariwisata ini merupakan tumpuan utama kawasan, dilansir dari Kompas.com (30/10/2018).

Mekaki Marathon tahun ini melombakan nomor 5 K yang diikuti 1.000 pelari dan 10 K dengan jumlah peserta 500 pelari.

Rute tempuh lari lumayan menantang, naik-turun bukit, yang mengitari Teluk Mekaki dan pelari dapat menikmati keindahan alam, keramahan penduduk, dan keunikan budaya di salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat itu.

Selain itu, Mekaki Marathon 2018 ini untuk memeriahkan peringatan Sumpah Pemuda sekaligus mempromosikan obyek wisata Teluk Mekaki yang pantainya berpasir putih serta berhadapan dengan Samudera Indonesia.

Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengatakan, Mekaki Marathon adalah satu dari beberapa ajang promosi pariwisata NTB.

Festival Pesona Senggigi diselenggarakan pada 21 September lalu. Pada November-Desember, akan dilakukan kegiatan Sepeda Nusantara 2018 kategori 8 km-10 km yang dipusatkan di kawasan obyek wisata Senggigi, Lombok Barat.

Tradisi Perang Topat akan diselenggarakan 21 November 2018 di Pura Lingsar, Lombok Barat, dan pergelaran Senggigi Jazz pada 9 Desember 2018 di obyek wisata Senggigi.

"Lewat berbagai event, kami serius untuk bangkit mengembalikan dunia pariwisata Lombok Barat," ujar Fauzan Khalid.

Kegiatan olahraga, seni musik, dan tradisi itu juga bertujuan memulihkan kepariwisataan Lombok Barat. Dengan begitu, diharapkan bisa mengembalikan kepercayaan wisatawan dalam dan luar negeri pascagempa Lombok yang mengoyak sarana dan prasarana sejumlah destinasi wisata kabupaten itu. (Uli)