Indolinear.com, Jakarta - Berkat kegigihannya dalam dunia bisnis serta dalam memperjuangkan pemahaman dan perdamaian lintas agama, tokoh Tionghoa asal Kota Solo, Sumartono Hadinoto (61) menerima penghargaan Global Business & Interfaith Peace Award 2018.

Penghargaan itu diberikan oleh The Religious Freedom & Business Foundation (RFBF) bekerjasama dengan sejumlah lembaga yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Penghargaan diserahkan oleh Ban Ki-moon, diplomat asal Korea Selatan yang juga mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam sebuah acara di Ballroom Grand Hilton Seoul Korea, dilansir dari Merdeka.com (26/10/2018).

Sumartono mengatakan sangat bersyukur mendapatkan penghargaan tersebut. Ia juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam rangka mewujudkan perdamaian tersebut.

"Ini penyerahannya baru selesai dilakukan. Pertama bersyukur kepala Tuhan, istri , anak dan anak menantu, semua organisasi yang mempercaya saya bergabung. Juga semua media yang selama ini selalu mendukung. Perdamaian hanya dapat terealisasi dengan komunikasi dan mintakan serta peran aktif semua pihak," ujar Sumartono melalui sambungan telepon pribadi.

Sumartono berharap, meskipun ada sebagian orang ingin mengganggu perdamaian dan ingin membuat konflik, namun ia yakin masih lebih banyak yang ingin mendapatkan perdamaian tersebut. Karena perdamaian itu menurutnya, dibutuhkan semua pihak, indah dan nyaman.

Selain pendiri CV Candi Alumunium, perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, Martono panggilan akrabnya, juga telah puluhan tahun dikenal sebagai aktivis sosial kemanusiaan. Sejumlah yayasan yang bergerak di bidang kemanusiaan dirintis dan dipimpinnya. Sebut saja, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Solo, Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), Solo Emergency Response Unit (Seru), serta belasan organisasi sosial lainnya.

Sumartono juga dikenal aktif dalam kegiatan perdamaian lintas agama di Solo dan sekitarnya. Pria yang terlahir dengan nama Khoe Liong Haow ini juga tercatat sebagai pengurus Forum Perdamaian Antar Agama dan Golongan (FPLAG), sebuah organisasi yang aktif mendorong perdamaian melalui penanganan bencana.

Selain dirinya, lanjut Sumartono, ada dua tokoh Indonesia lainnya juga masuk nominasi penghargaan yang sama, namun dengan kategori berbeda. Yakni Pendiri Bina Swadaya Bambang Ismawan (Bisma) yang tidak bisa hadir dan Presiden Direktur Grup Mizan, Haidar Bagir. (Uli)