Indolinear.com, Bogor - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor menggelar forum bisnis bertajuk 'Strategi Bisnis untuk Bisa Menembus Pasar Asia dan Timur Tengah' di Hotel Permata, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Selasa (30/10/2018).

Kegiatan yang dilakukan untuk mewadahi pelaku eksportir dan calon eksportir kota hujan ini digelar bersama Atase Perdagangan Manila, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Korea Selatan, dan ITPC Dubai.

Kepala Disperindag Kota Bogor Achsin Prasetyo mengatakan, forum bisnis dengan tiga perwakilan negara yakni Filipina, Dubai dan Korea Selatan ini berdasarkan hasil koordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Pasalnya Kota Bogor dituntut untuk lebih mendorong ekspor agar semakin maju dan berkembang. Tak hanya itu, melalui forum ini juga 25 peserta eksportir dan calon eksportir ini dapat mengetahui informasi peluang pasar, komoditas pasar yang diminati di negara tersebut dan regulasinya.

"Beberapa komoditas dari Kota Bogor sudah ada yang masuk Korea, Filipina ataupun Dubai. Kebanyakan komoditas yang diekspor kesana berupa makanan kemasan, aksesori dan home decor. Dari forum ini akan ada tindak lanjutnya dengan buyer-buyer disana," ujarnya dilansir dari kotabogor.go.id.

Kepala Bidang Promosi, Kemitraan dan Perdagangan Jasa Dewi Kurnia Sari mengatakan, salah satu variabel untuk meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yakni nilai realisasi ekspor. Dalam hal ini Disperindag Kota Bogor diberikan target untuk meningkatkan realisasi ekspor dan komoditas ekspor. Pasalnya secara tidak langsung meningkatnya nilai realisasi ekspor akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor.

"Di 2017 nilai ekspor Kota Bogor naik menjadi 3 juta USD dari sebelumnya 82 juta USD menjadi 85 juta USD. Selain itu komoditas ekspor juga meningkat dari 27 komoditas menjadi 30 komoditas," jelasnya.

Dewi menerangkan, Disperindag juga menginginkan Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Bogor bisa naik kelas ke tahap internasional tidak stagnan di kelas lokal, regional maupun nasional. Beberapa IKM, diakui Dewi, sudah ada yang mengekspor produknya ke luar negeri. Seperti produk olahan tempe frozen, daun singkong frozen ke Jepang, produk salam rancage yang sudah sampai ke Amerika. Tak ayal, pihaknya bekerja sama dengan Free Trade Agreement (FTA) untuk membantu dan mendampingi para IKM Kota Bogor.

"Kami memfasilitasi IKM dari hulu ke hilir. Hulunya pertama melaksanakan pelatihan pendidikan terkait cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), cara bernegosiasi dengan buyernya, membantu perkembangan produk sesuai pangsa pasar. Memfasilitasi informasi perijinan ekspor impor, memfasilitasi akses pasar, mendorong IKm ikut dalam pameran internasional Inacraft dan TEI," pungkasnya.(pit)