Indolinear.com, Bogor - Tim evakuasi Basarnas (Badan SAR Nasional) telah menemukan jenazah dua atlet paralayang Sulawesi Utara, Gleen Mononutu dan Petra Mandagi, yang tertimbun dalam reruntuhan Hotel Roa-Roa, pascagempa dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018).

"Siang tadi ditemukan dua jenazah di Hotel Roa-Roa yang dipastikan keduanya adalah Gleen Mononutu dan Petra Mandagi, atlet parlayang Sulut," ujar Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yudha, dilansir dari Kompas.com (02/10/2018).

Wahyu menyebutkan, evakuasi dua jenazah ini berhasil dilakukan sekitar pukul 16.36 WITA (waktu Indonesia tengah) oleh tim evakuasi Basarnas. Proses evakuasi menggunakan dua alat berat escavator yang diturunkan Senin pagi untuk melakukan pencarian.

Menurutnya, kedua jenazah dikenali sebagai atlet paralayang berdasarkan informasi dari pihak keluarga yang melihat langsung ke lokasi.

"Keluarga mengenali cincin yang bertuliskan nama Stevy, maka dipastikan kedua jenazah adalah atlet paralayang Sulut," kata Yudha.

Cincin tersebut dikenakan oleh salah satu jenazah, tulisan Stevy adalah nama istri Petra Mandagi. Yudha mengatakan, informasi temuan dua jenazah atlet parlayaang Indonesia ini disampaikan oleh Ketua Paralayang Provinsi Sulawesi Tengah.

Atas temuan ini, lanjut Yudha, Paralayang Indonesia mengucapkan turut berduka cita yang dalam atas berpulangnya dua atlet Indonesia, dan mendoakan keluarga diberikan ketabahan.

"Turut berduka cita atas meninggalnya kedua teman kita, sahabat kita ini," katanya. Gleen dan Petra termasuk rombongan atlet paralayang yang akan mengikuti kejuaraan Palu Nomoni 2018.

Namun, gempa dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9), membuat mereka menjadi korban. Secara keseluruhan, ada tujuh atlet paralayang yang belum diketahui keberadaannya.

Dengan ditemukannya jenazah Gleen dan Petra maka kini tinggal lima atlet paralayang yang nasibnya belum diketahui, termasuk atlet asal Korea, Dong Jin. Empat lainnya merupakan atlet Indonesia yakni Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang dan Franky Kowas. (Uli)