Indolinear.com, Jakarta - Kemeriahan penutupan Asian Para Games 2018 terpancar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, hari Sabtu (13/10/2018) kemarin.

Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee (Inapgoc) selaku penyelenggara telah memberikan suguhan memikat. Pagelaran wayang yang dibawakan oleh dalang begitu ciamik melambangkan sejumlah cabang olahraga.

Selain itu, girl band Korea Selatan, AOA memberikan suguhan aksi yang menawan. Melalui aksi tersebut, Indonesia dinilai berhasil menyelenggarakan acara multievent olahraga khusus difabel.

Sukses prestasi juga ditoreh, sebab Indonesia berhasil menempati peringkat kelima. Kesuksesan itu berbeda dengan situasi yang terjadi pada penutupan Far East and South Pacific Games for the Disabled atau Fespic Games di Solo pada 1986.

Fespic Games merupakan asal muasal Asian Para Games yang digelar selama delapan hari. Dilansir dari Kompas.com (16/10/2018),  ketika penutupan Fespic Games Solo diguyur hujan.

Persiapan yang dilakukan agar peserta mendapat kenangan manis tak sesuai dengan rencana awal. Kondisi menjadi kacau ketika hujan mengguyur Kota Solo sejak pukul 17.00 WIB. Akibatnya, semua persiapan untuk acara tersendat.

Rencananya, penutupan itu akan menampilkan konfigurasi yang dibawakan ribuan pelajar SMP dan SMA. Barisan atlet difabel yang terdiri dari 600 orang yang terbagi dalam 18 negara bubar karena bergerak mencari tempat untuk meneduh.

Tetap berjalan

Meskipun tersendat karena hujan deras, penutupan tetap dilakukan. Konfigurasi pelajar akhirnya dilanjutkan dengan tampilan drumband SMP 3 dan SMP 5 Surakarta. Sekitar 500 pelajar SD masuk ke Stadion Sriwedari Solo dan menunjukan tari Wanara dan disusul defile dari peserta.

Peserta yang tadinya berteduh kembali memasuki arena. Dengan pakaian basah kuyup, mereka membuka bajunya dan berteriak serta melambaikan tangan sebagai reaksi kebahagiaan dari peristiwa tersebut.

Menpora Abdul Gafur diamanahi oleh pemerintah untuk menutup olahraga difabel internasional itu. Abdul Gafur memberikan petuturan bahwa tanda jasa olahraga penyandang cacat kelas II akan diberikan pada Hari Olahraga 1987.

Bendera Fespic Games yang gagah berkibar akhirnya diturunkan tepat pukul 18.00 WIB. Hal itu sebagai pertanda ditutupnya pesta olah raga itu. Rancananya, Jepang menjadi lokasi Fespic Games selanjutnya pada 1989.

Sehari setelah saat itu, kontingen akan meninggalkan Solo dan kembali ke negaranya masing-masing. Puas Indonesia selaku tuan rumah bangga karena telah berhasil mengadakan pesta olahraga internasional itu.

Fespic Games Solo mempertandingkan 13 macam cabang olahraga, yaitu atletik, angkat berat, bola voli, sepak bola, catur, anggar, panahan, menembak, renang, bola keranjang, lawn bowls, lomba kursi roda, dan tenis meja. Setelah hampir delapan hari digelar, Indonesia bisa mendapatkan peringkat kedua setelah Australia.

Indonesia mendapatkan 75 emas, 104 perak dan 83 perunggu dari 13 cabang yang diikutinya. Adapun, juara umum adalah Australia yang mendapatkan total medali 104 emas, 44 perak dan 28 perunggu.(Uli)