Indolinear.com, Tangsel - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar Pengembangan Kerajinan Handycraft bagi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Tangsel di Resto Kampung Anggrek, Serpong, pada Kamis 15 November 2018.

Dalam acara pelatihan tersebut dihadiri Asisten Daerah (Asda) II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Retno Prawati, Kepala Disperindag Maya Mardiana, Praktisi dari Balai Besar Kimia dan Kemasan Kementerian Perindustrian RI Sidik Herman, Praktisi dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti Virginia S. Setiadi, Kepala Bidang Industri, Ferry Payacun.

Kepala Disperindag, Maya Mardiana mengatakan, bahwa kegiatan pelatihan pengembangan Kerajinan Handicraft ini untuk meningkatkan kualitas produksi seluruh IKM yang ada di Kota Tangsel.

"Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas IKM baik produk sampai dengan kemasan, bahkan mulai dari hulu sampai ke hilir. Selain itu, kita juga membantu promosinya agar dapat bersaing baik di kancah nasional maupun internasional," terang Maya.

Dari hasil pelatihan ini Maya Mardiana selaku Kepala Disperindag, mengharapkan jiwa kewirausahaan harus tetap ada, tidak hanya berpangku tangan kepada pemerintah. Karena pihaknya hanya bisa memfasilitasi dan mendorong apa yang bisa Pemerintah lakukan.

"Tentunya jiwa kewirausahaan pada masing-masing pribadi harus tetap ada, mereka juga harus melihat dan belajar lagi untuk mengembangkan wirausaha mereka, adapun yang ingin berkonsultasi lebih lanjut kami juga akan siap mengarahkan, agar produknya dapat bernilai lebih," ungkap Maya.

Sementara, Asda II Pemkot Tangsel Retno Prawati juga menjelaskan bahwa pada akhir 2017 industri kerajinan di Indonesia memiliki 1,32 juta orang tenaga kerja yang diserap oleh sekitar 696 ribu unit usaha. Sementara, nilai ekspor produk kerajinan sepanjang tahun 2017 meningkat 3,8 % dari tahun sebelumnya.

"Diketahui bahwa tahun 2017 produk IKM meningkat mencapai 3,8 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan pertumbuhan IKM di Indonesia sangat meningkat, dan semua potensi tersebut harus di dukung dengan program promosi dan upaya penetrasi pasar domestik, serta global, secara terintegrasi dan berlanjut, baik secara online maupun offline," ujar Retno.

Retno juga menambahkan, dari segi wirausaha baik IKM maupun Perusahaan besar tentunya membutuhkan modal yang sehat agar dapat bersaing dengan produk-produk lainnya. Dan Pemerintah juga mendorong agar para pengrajin dapat memperoleh berbagai fasilitas pembiayaan seperti KUR, LPEI, dan Insentif lainnya.

"Tentunya di perkembangan jaman yang serba digital saat ini kita harus mengoptimalkan program-program sinergi Pemerintahan baik pusat maupun provinsi misalnya program E-Smart IKM yang bekerjasama sama dengan beberapa market place," jelasnya.

"Melalui program E-Smart ini produk kerajinan, perhiasan, dan batik bisa didorong untuk memasuki pasar online, sehingga memiliki pasar yang lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai daerah," imbuh Retno.

Adapun yang ikut dalam kegiatan Pelatihan Pengembangan Kerajinan Handicraft ini turut dihadiri puluhan IKM dan juga Kelompok-kelompok IKM yang dibentuk oleh masyarakat seperti ASIPA, IPEMI, IWAPI, dan lain-lainnya.(Adv)