Indolinear.com, Kab. Tangerang - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang, Didin Smasudin mengungkapkan bahwa jajarannya tengah memberantas perilaku warganya yang masih buang air besar (BAB) sembarangan.

Dari data yang terkumpul, sebanyak 27,2 persen dari sekira 3,5 juta warga Kabupaten Tangerang belum memiliki saluran sanitasi yang baik.

Sementara itu, ada sekira 72,8 persen warga yang sudah memiliki akses sanitasi yang baik di Kabupaten Tangerang, terutama pedesaan.

Artinya, ada sekira 400 ribu warga Kabupaten Tangerang yang masih melakukan buang air besar sembarangan (BABS).

"Kita sudah lama mengatasi sanitasi, dari tahun 1990-an malah giatnya. Tapi tak bisa instan dan cepat karena banyak yang digarap dan jumlahnya besar," ujar Didin di Desa Kayu Bongkok, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, dilansir dari Tribunnews.com (29/11/2018).

Ia menargetkan, dalam lima tahun ke depan sebanyak 90 persen masyarakat Kabupaten Tangerang bisa mendapatkan akses sanitasi yang layak.

Seperti memiliki toilet dilengkapi septiptank dirumahnya masing-masing.

"Tapi proses pendanaan tak bisa hanya mengandalkan APBD semata," kata Didin.

Ia menyebutkan, dalam lima tahun ke belakang Pemkab Kabupaten Tangerang telah membangun sebanyak 4.500 toilet beserta septiptank individu di rumah-rumah warganya.

Pembangunan itu dilakukan atas inisiasi Dinas Kesehatan dan Bappeda Kabupaten Tangerang.

"Rp 65 miliar APBD per tahun untuk sanitasi. Cukup besar. Belum dari APBN. Tapi kalau hanya mengandalkan pemerintah, tidak akan bisa," jelas dia.

Koordinator Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Tangerang Erwin Mawandi menambahkan, terdapat 74 dari 274 desa atau kelurahan yang rawan sanitasi.

Ke-74 desa atau kelurahan tersebut, lanjut Erwin, umumnya berada di pesisir utara Laut Jawa (pantura).

Menurut dia, dalam menyediakan sanitasi yang layak untuk masyarakat, pemerintah tak bisa hanya sekadar membangun insfrastruktur.

"Masih banyaknya masyarakat yang BABS bukan hanya disebabkan tidak adanya infrastruktur, masyarakat sudah turun temurun BAB di kali dan telah menjadi kebiasaan," kata Erwin

"Kita pengalaman sudah bangun toilet tapi tetap buang di sungai," lanjutnya.

Karena itu, lanjut Erwin, Pemkab Tangerang membuat strategi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Strategi itu dimaksudkan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat berperilaku hidup sehat.

Setelah masyarakat paham, lanjut dia, baru pemerintah menyediakan infrastruktur berupa toilet beserta septiktank yang laik.

"Jadi perlu kampanye dan sosialisasi dulu. Tidak bisa serta merta masuk, karena belum tentu dipakai. Karena kondisi air banyak, memang di situ mereka punya tradisi buang air besar," jelas Erwin. (Uli)