Indolinear.com, Bogor - Walikota Bogor Bima Arya menjadi salah satu pemateri dalam dalam kuliah Umum Eco Diplomacy 2018 bertajuk 'Sayangi Bumi untuk Hidup yang Lebih Baik' di YTKI Ballroom, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Acara yang digelar oleh Yayasan Econusa sebuah lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup ini menghadirkan ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Tujuannya, untuk membentuk generasi penerus yang dapat menjadi pelindung atau pelestari lingkungan hidup di Tanah Air.

Bima Arya menyebutkan, isu lingkungan hidup masih dianggap oleh sejumlah kepala daerah sebagai isu yang kurang populer. Sehingga, jarang sekali kepala daerah yang konsern menjalankan program yang pro lingkungan hidup.

"Mungkin dianggap tidak ada untungnya buat mereka. Karena dampaknya itu baru terasa lama. Mereka perlu yang cepat, supaya hasil surveinya bagus, supaya terpilih lagi, supaya populer. Contohnya gratisin ini, gratisin itu. Bangun ini, bangun itu. Jadi, isu lingkungan hidup itu apa yang dilakukan itu belum tentu dampaknya bisa cepat dirasakan tapi sangat penting untuk dilakukan," ungkapnya dilansir dari kotabogor.go.id.

Dalam kesempatan tersebut, Bima Arya juga membeberkan bahwa produksi sampah di Kota Bogor mencapai 700 ton per harinya. Untuk menekan angka itu, Pemerintah Kota Bogor terus membangun Bank Sampah dan TPS 3R di sejumlah kelurahan. Tercatat saat ini Kota Bogor memiliki 223 bank sampah dan 26 TPS 3R.

"Hasilnya, pengolahan sampah berbasis 3R mampu mereduksi sampah sebesar 4,1 persen dari total sampah yang ada. Dan secara keseluruhan produksi sampah rumah tangga berkurang 100 ton per harinya," ungkap Bima.

Bahkan, per 1 Desember 2018 Pemkot Bogor akan memulai program peniadaan penyediaan kantong plastik di retail modern dan pusat perbelanjaan. "Dari total sampah 700 ton per hari, 5 persen diantaranya merupakan sampah plastik dan sekitar 1,7 ton sampah kantong plastik berasal dari kantong plastik belanjaan," bebernya.

Selain keterlibatan masyarakat, Bima Arya juga mengedepankan pola kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satu yang dilakukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Hiroshima, Jepang. Dalam kesempatan itu, Kota Bogor menerima bantuan proyek dukungan teknis perbaikan pengelolaan sampah senilai JPY 50 Juta atau sekitar Rp 6 miliar.

Dalam Eco Diplomacy 2018, turut menjadi pembicara Tasya Kamila yang merupakan seorang publik figur serta penggiat lingkungan. Selain itu ada juga, Charles Toto dari The Jungle Chef dan Kepala Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup.(pit)