Indolinear.com, Jakarta  - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) mengungkapkan, menjadikan anak sebagai teman berdiskusi merupakan salah satu cara mencegah anak terpapar radikalisasi. Analis pada Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Teuku Fauzansyah menjelaskan, dengan cara seperti itu, anak akan membuka diri.

"Menjadi teman diskusi dari anak-anak ini supaya apa yang dia baca, mungkin dari majalah di dunia nyata, maupun dunia maya, bisa diceritakan kepada kita," ujar Fauzansyah di Universitas Atma Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).

Sebaliknya, jika orang dewasa terkesan menggurui, anak tersebut mungkin akan ragu untuk "blak-blakan" atau mengatakan apa adanya. Akibatnya, tidak akan ada yang tahu jika anak tersebut sudah terpapar radikalisme, dan sudah terlambat untuk mengantisipasinya.

Selain itu, Fauzansyah berpesan kepada orangtua agar menanamkan persepsi bahwa perbedaan itu adalah sesuatu yang biasa dalam kehidupan bermasyarakat. Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah memberikan peran kepada anak.

Fauzansyah menjelaskan, orang dewasa kerap kali memandang remeh anak.  Sementara, berdasarkan contoh beberapa kasus, anak-anak pada kelompok radikal sudah diberi tugas dan turut ambil bagian dalam kegiatan kelompok tersebut.

"Jadi anak-anak itu perlu diberikan peran tertentu untuk aktualisasi dirinya," ujar dia dilansir dari kompas.com.

Cara lain yang diungkapkan Fauzansyah adalah selektif memilah informasi dan jangan menelan mentah-mentah sebuah informasi karena belum tentu benar.(pit)