Indolinear.com, Jakarta - Samsung adalah perusahaan yang memberi perhatian lebih terhadap baterai. Sejak beberapa tahun lalu terjadi tragedi meledaknya baterai Note 7, kini Samsung berubah menjadi penghasil gadget dengan baterai teraman di industri smartphone. Bahkan, inovasi tersebut akan dikembangkan secara lebih lagi.
Setelah November 2017 lalu Samsung mematenkan teknologi baterai berbasis graphene, molekul yang memiliki potensi pengembangan yang luas, kini sumber yang dilansir dari Merdeka.com (01/11/2018) menyebut bahwa riset dan pengerjaan baterai graphene sudah selesai dan bisa disematkan ke smartphone Samsung tahun depan.
Industri pun sudah sejak lama mencari alternatif dari Lithium-ion yang mudah panas dan juga memiliki beberapa risiko lain. Akhirnya, graphene menjadi jawaban setelah berbagai potensi yang dimiliki zat tersebut menjadi perhatian banyak pihak.
Untuk mengenali graphene lebih lanjut, berikut ulasan kelebihan graphene dalam konteks baterai.
Kelebihan Baterai Graphene
Graphene disebut dapat memiliki kapasitas yang jauh lebih besar daripada Lithium-ion. Bahkan, kapasitas baterai graphene bisa naik hingga 45 persen ketimbang Lithium-ion. Hal ini membuat baterai smartphone bisa mencapai kapasitas 6.000mAh.
Waktu pengecasan baterai graphene memakan waktu 5x lebih cepat ketimbang Lithium-ion. Gambarannya, pengisian daya satu jam di baterai Lithium-ion hanya memakan waktu 12 menit saja di graphene. Hal ini membuat baterai graphene juga tak akan mudah turun kualitasnya.
Tak hanya itu, baterai graphene juga lebih murah dan juga lebih ramah lingkungan ketimbang Lithium-ion yang ada sekarang. (Uli)
0 Response to "[Pos baru] Samsung Dikabarkan Akan Menggunakan Baterai Graphene, Apa Kelebihannya?"
Post a Comment