Indolinear.com, Jakarta - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan, DPR RI mendukung penuh penyelenggaraan pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) di Nusa Dua Bali demi menciptakan kebijakan politik yang positif bagi negara-negara penerima bantuan dan pinjaman dari kedua lembaga itu.

"Saya sangat mengapresiasi terselenggaranya pertemuan ini sebagai sarana interaksi IMF dan WB dengan para anggota parlemen sedunia," ujar Bambang di acara pembukaan Pertemuan Tingkat Tinggi Parlemen dalam Pertemuan Tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali, dilansir dari Tribunnews.com (09/10/2018).

"IMF dan WB memiliki resources dan expert di berbagai aspek pembangunan, sehingga pertemuan ini tepat bagi para anggota parlemen untuk berbagi pengetahuan dan informasi guna mendapatkan hasil pembangunan yang bermanfaat," ujarnya lagi.

Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali diselenggarakan 8-9 Oktober 2018 dan dihadiri 60 delegasi dari 25 negara.

Antara lain Bangladesh, Bhutan, Kamerun, Perancis, India, Iran, Jordania, Kenya, Kosovo, Madagaskar, Malaysia, Malawi, Moroko, Nepal, Portugal, Senegal, Uganda, Tunisia, Switzerland, serta Afrika Selatan.

Bambang yang juga mantan Ketua Komisi III DPR ini menjelaskan, pertemuan antar parlemen yang berlangsung membahas isu-isu tentang investasi sumber daya manusia, terutama hal-hal konkrit yang dapat dilakukan anggota parlemen dalam mengoptimalkan SDM, memastikan tercapainya program pembangunan dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), serta meningkatkan akuntabilitas pemerintah.

"Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Investasi pada sumber daya manusia dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, sehingga mampu mendorong pemberantasan kemiskinan serta pencapaian kemakmuran bersama. Pentingnya sumber daya manusia ini erat kaitannya.

Dia mengatakan, Indonesia sangat memprioritaskan investasi pembangunan manusia sebagai bagian upaya memajukan bangsa dan menghadapi tantangan global.

Alasannya, Indonesia memiliki faktor demografi yang bagus, Indonesia telah melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

"Terobosan-terobosan ini terwujud melalui berbagai bidang. Misalnya, pendidikan untuk mendorong inovasi sumber daya manusia yang terintegrasi dengan perkembangan teknologi, peningkatan akses dan kualitas kesehatan, perlindungan sosial untuk mendorong produktivitas sumber daya manusia, dan pembangunan infrastruktur guna mendorong daya saing melalui terobosan pembiayaan kreatif," ujarnya.

Di Forum Ekonomi Dunia 2017, indeks global sumber daya manusia Indonesia telah meningkat, terutama di bidang pendidikan. Indonesia kini menempati urutan ke-65 dari 130 negara.

Tahun 2016, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-72.

"Hal ini dapat tercapai karena Indonesia memiliki kebijakan yang bagus dalam hal anggaran, dimana 20% dari total APBN dialokasikan untuk pendidikan. Indonesia juga memiliki beberapa program pendidikan yang sangat merakyat, yaitu bantuan operasional sekolah (BOS), bidik misi, ataupun sistem keamanan nasional di sektor kesehatan," kata dia.

Dia menambahkan, tantangan yang harus mendapat perhatian serius terkait sumber daya manusia adalah revolusi industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian global melalui otomisasi pekerjaan. Revolusi ini sekaligus memberikan peluang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

"Indonesia menyadari pentingnya pembangunan digital terhadap masa depan bangsa. Kemajuan teknologi memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan negara. Untuk itu, dibutuhkan reformasi kebijakan yang lebih adaptif terhadap perubahan teknologi, dan perlu memastikan tidak adanya yang tertinggal dalam mengakses teknologi," ungkapnya. (Uli)