Indolinear.com, Riyadh - Arab Saudi melakukan kebijakan baru, mengangkat Putri kerajaan, Putri Reema binti Bandar Al Saud, sebagai Duta Besar perempuan pertama ke Amerika Serikat (AS), hari Minggu (24/2/2019).

Putri Reema binti Bandar Al Saud menggantikan anak raja Salman yang akan kembali ke Kerajaan untuk jabatan baru sebagai Wakil Menteri Pertahanan di tengah memburuknya ikatan dengan AS setelah tewasnya junalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi.

Penggantian duta besar Arab Saudi ini sebagai dampak atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

Perombakan dilakukan ketika Arab Saudi berusaha memadamkan kecaman internasional atas pembunuhan Khashoggi pada Oktober lalu, di Konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Setelah awalnya menolak tanpa pengetahuan hilangnya Khashoggi, Kerajaan akhirnya mengakui agen Saudi membunuh jurnalis tersebut di dalam Konsulat.

Namun, kerajaan menyebut pembunuhan tersebut sebagai operasi nakal.

"Penunjukan duta besar baru menandakan upaya Riyadh untuk mencoba dan memperbaiki hubungan dengan Washington. Namun mungkin dalam praktek, setidaknya dengan Kongres," ujar Kristian Ulrichsen, seorang akademisi di Rice University Baker Institute di Amerika Serikat, dilansir dari Tribunnews.com (25/02/2019).

Putri Reema binti Bandar, putri dari mantan duta besar lama di AS, yang telah menjadi pendukung utama pemberdayaan perempuan di kerajaan yang lama telah mengkritik perlakuan terhadap perempuan.

Putri Reema binti Bandar sebelumnya bekerja di otoritas olahraga kerajaan, di mana dia memimpin kampanye untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam olahraga.

Pangeran Khalid, putra raja, yang menjabat sebagai Duta besar sejak 2017, akan meninggalkan Washington dalam beberapa waktu ke depan-khususnya setelah kecaman global atas pembunhan Khashoggi yang telah menodai reputasi kerajaan.

Penunjukan jabatan baru untuk dia sebagai Wakil Menteri Pertahanan datang ketika koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi belum membuahkan hasil baik dalam empat tahun konflik di Yaman. (Uli)