Indolinear.com, Jakarta - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan banyak ruang publik saat ini dalam menyongsong pesta demokrasi tahun 2019 dipenuhi dengan berbagai statemen. Selain statemen yang menyejukkan, ruang publik juga banyak diisi dengan statemen yang panas dan cenderung tidak mendidik.

"Tapi, saya minta Pemuda Muhmmadiyah tetap berada dalam posisi tengah yang bisa mendinginkan suasana. Karena siapapun kita, harus yakin yang terpilih nanti sebagai pemimpin kita adalah orang-orang yang terbaik, terbaik dari 265 juta rakyat kita, dan wajib hukumnya, mendukung penuh," kata Bamsoet -sapaannya, di Ruang Rapat Pimpinan DPR RI, dilansir dari Kabarparlemen.com (27/02/2019).

Ketua DPR RI menekankan demikian saat menerima Silaturahmi Kebangsaan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah 2018-2022 yang dipimpin langsung Ketum Sunanto atau Cak Nanto dan Sekjen Zulfikar Atawala. Ketua DPR RI dalan kesempatan itu didampingi Wakil Ketua Komisi I Satya Widya Yudha.

Menurut Bamsoet, Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu ormas kepemudaan di Indonesia harus mampu mengambil peran pada tahun politik. Bukan menjadi bagian dari salah satu kubu yang akan mengikuti Pemilihan Presiden 2019, melainkan menjadi penengah bahwa diatas kontestasi politik semuanya harus tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Jadi mendinginkan suasana, mendinginkan abang-abang kita, bapak bapak kita dan yang berada di Timses A dan Timses B, diingatkan jangan gitu dong bang, bapak. Saling mengingatkan, harapan saya disitu," harap Bamsoet.

"Saya juga berharap PP Pemuda Muhammadiyah ambil bagian nanti dalam 5-10 tahun mendatang, menggantikan kita-kita disini dala. rangka membawa Indonesia ke arah lebih baik lagi. Kalau ormas pemuda saling berhubungan baik, parpol pun nanti yang isinya pemuda juga akan baik juga," sambung dia.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah (PPPM), Cak Nanto, menyampaikan terimakasih kepada Ketua DPR RI Bambang Soesatyo yang meluangkan waktu menerima Silaturahmi Kebangsaan PP Pemuda Muhammadiyah hari ini. PP Pemuda Muhammadiyah menyampaikan beberapa hal dalam pertemuan tersebut.

Pertama, (PPPM) berharap DPR RI tetap menjaga marwahnya dan tidak menjadi salah satu aktor pemecah di tengah-tengah panasnya politik saat ini. Kepada semua anggota DPR RI menjadi penengah di tengah pertarungan yang sangat ketat dan tidak menambah persoalan-persoalan baru atau menginformasikan persoalan yang mungkin yang meresahkan masyarakat.

"Kedua, kami minta pengutamaan 8 RUU untuk segera diselesaikan," ucap Cak Nanto seraya berharap ke-8 RUU itu disesuaikan sebelum masa jabatan Anggota DPR RI berakhir.

Ke delapan RUU itu adalah RUU tentang Minol, RUU tentang Kewirauhsaan Nasional, RUU tentang Ekonomi Kreatif, RUU tentang Pendidikan Keagmaan, RUU tentang Sumber Daya Air, RUU tentang Energi Baru dan Terbarukan, RUU tentang Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha dan terakhir RUU tentang Kekerasan Sosial.

Ketiga, PP Pemuda Muhammadiyah meminta DPR RI mengawal penanganan kasus Novel Baswedan dan Kasus Suap Meikarta. DPR RI diharapkan terus mendorong agar penanganan kasus-kasus besar di pihak penegak hukum berjalan sesuai jalur. Keempat, mendorong DPR RI memberikan perhatian besar terhadap permasalahan terorisme dan permasalahan ancaman disintegrasi bangsa.

Kelima, PP Pemuda Muhammadiyah menekankan agar isu SARA tidak dijadikan sebagai alat politik kekuasaan semata. Ditekankan demikian sebab dikhawatirkan isu SARA menjadi jargon dan keutamaan yang dibangun oleh para politisi. Terakhir, PP Pemuda Muhammadiyah siap bekerja sama dalam membangun bangsa dan mendorong isu-isu regulasi yang ada di DPRI RI. (Uli)