Indolinear.com, Jakarta - Perkembangan e-sports di Indonesia berjalan begitu pesat. Hal itu terbukti dari tingginya animo masyarakat, terutama kaum milenial, dalam menggeluti bidang tersebut.

Fakta itu dipertegas oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia ( Bekraf), Triawan Munaf, dalam acara diskusi bertajuk "Games sebagai Peluang Usaha dan Profesi untuk Generasi Milenial" di kawasan Raden Saleh, Cikini, Jakarta, dilansir dari Kompas.com (28/12/2018).

Menurut Triawan, dunia games merupakan salah satu dari 16 subsektor yang kini menjadi prioritas Bekraf.

"Oleh karena itu, kami dari pemerintah mengadakan kegiatan-kegiatan e-sports. Kemudian, kami juga sedang gencar untuk membentuk ekosistemnya," ujar Triawan kepada para peserta diskusi.

" E-sports ini menjadi fokus kami, terutama untuk ajang Asian Games Hangzhou 2022 karena di ajang itu e-sports mulai dipertandingkan. Semoga e-sports Indonesia bisa dapat medali emas. Kita harus bisa menghasilkan atlet-atlet andalan," tutur dia.

Ashadi Ang selaku Direktur PT Dua Puluh Empat Jam Online (perusahaan penerbit voucher game online UniPin) turut hadir dalam acara diskusi tersebut.

Ia mengungkapkan, tingginya animo masyarakat terhadap e-sports telah terbukti lewat kompetisi South East Asian Cyber Arena (SEACA) yang diselenggarakan di Mal Taman Anggrek, Jakarta, pada Oktober 2018 lalu.

Kompetisi yang menyediakan total hadiah Rp 1,4 miliar itu juga diikuti peserta luar negeri. Para peserta bertanding dalam 10 game berbeda, di antaranya Arena of Valor (AOV), Mobile Legends: Bang Bang, Dota 2, PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG), dan StarCraft II.

"Kami dari UniPin memang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat e-sports AsiaTenggara. Makanya, kami buat komunitas UniPin Esport," ucap Ashadi Ang.

"Makanya, nanti kami juga akan membuat beberapa event pada 2019 yang melibatkan para gamers amatir, mahasiswa, dan pro-player. Nanti, kami pun akan mengundang juga Presiden Joko Widodo, karena e-sport ini bukan sekadar game, tetapi juga ada sisi lain yang berkaitan dengan ekonomi kreatif," kata dia melanjutkan.

Ashadi Ang juga menuturkan, bukti berkembangnya e-sports di Indonesia adalah adanya developer (pembuat game) di Indonesia yang karyanya sangat diminati oleh gamers di luar negeri. Contohnya saja game DreadOut, sebuah game karya anak bangsa yang diangkat menjadi film dan bakal tayang pada awal 2019.

Prospek cerah dunia e-sports Tanah Air juga dinyatakan Bayu Putra Sentosa, atlet e-sport yang menjadi pelatih kepala e-sports Indonesia pada Asian Games 2018.

Menurut Bayu yang masih berusia 24 tahun, dunia e-sports sangatlah menjanjikan karena bisa menjadi sumber penghasilan, khususnya bagi kalangan muda.

Awalnya, kata Bayu, pihak keluarga mempertanyakan aktivitasnya di e-sports karena bermain game dinilai hanya membuang waktu dan tak bermanfaat.

Namun, kini Bayu sudah mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya karena bisa mendapatkan penghasilan besar dari e-sports, dan sempat mewakili Indonesia dalam berbagai ajang internasional.

"E-sports memang masih tergolong baru, tetapi masa depannya cerah. Profesi di dunia e-sport menjadi impian saya waktu kecil. Di negara seperti China atau Amerika, e-sports sudah ada sejak lama," kata Bayu.

"Tahun 2015 saja, saya mewakili Indonesia pada ajang e-sports di Korea," ucap Bayu yang merupakan spesialis games League of Legends (LoL). (Uli)