Indolinear.com, Limerick - Para ilmuwan di Irlandia telah menemukan cara menghasilkan listrik dari air mata. Rahasianya ada pada protein air mata yang diklaim dapat menghasilkan listrik.

Kritstal-kristal dalam cairan ludah, susu, dan air mata mamalia akan menghasilkan energi ketika mendapat tekanan. Demikian juga halnya dengan putih telur pada unggas.

Dikutip dari Liputan6.com (18/12/2018), para peneliti Bernal Institute menyebut temuan itu dapat menghadirkan cara baru implan medis untuk keperluan menyebarkan obat dalam tubuh manusia.

Profesor Luuk van der Wielen dari Bernal Institute, University of Limerick, mengatakan, "Besar dampak temuan ini dalam bidang piezoelektrik biologis."

Sifat piezoelektrik adalah sifat bahan (semisal kuarsa) yang dapat mengubah energi mekanis menjadi listrik dan sebaliknya.

Sifat seperti itu sudah dipakai sekarang ini untuk menciptakan getaran pada telepon genggam dan pencitraan suara ultra (ultrasound). Tapi kemampuannya menghasilkan listrik dari protein belum pernah dipelajari.

Penerapan yang Luas

Karena protein-protein yang dimaksud termasuk bahan biologis, maka protein itu tidak beracun (non-toxic) dan bisa untuk aplikasi inovatif yang melibatkan implan medis, demikian menurut peneliti utama Aimee Stapleton.

Struktur presisi tinggi untuk kristal-kristal lysozyme sudah diketahui sejak 1965. Kristal-kristal itu pun mudah diperoleh dari sumber-sumber alamiah.

Profesor Tofail Syed dari Departemen Fisika di universitas tersebut mengatakan, "Kristal menjadi standar pokok dalam pengukuran sifat piezoelektrik dalam bahan-bahan non-biologis."

"Tim kami telah berhasil menelaah blok bangunan dasar untuk menciptakan sifat piezoelektrik."

Temuan itu bisa membuka jalan bagi aplikasi yang luas dan mengarah pada penelitian lanjutan untuk panenan energi dan elektronik fleksibel untuk perangkat biomedis.

Aplikasi di masa depan mungkin dalam hal pengendalian aliran obat dalam tubuh menggunakan lysozyme sebagai pompa yang menyerap energi dari sekitarnya, demikian disebutkan juga dalam laporan itu.

Selain itu, temuan ini dapat menjadi alternatif bagi pembangkitan energi piezoelektrik konvensional yang mungkin saja mengandung unsur beracun semisal timbal.

Laporan temuan penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Applied Physics Letters. (Uli)