Indolinear.com, Jakarta - Mobil nirsopir harus memperhatikan banyak faktor untuk memprediksi gerak-gerik pejalan kaki. Manusia bisa saja memprediksi ketika melihat pejalan kaki diam di persimpangan. Apakah hendak menyeberang atau tidak, karena sudah terbiasa.

Manusia juga terbiasa memprediksi pengguna jalan lainnya seperti orang lari atau pesepeda melihat dari kecepatannya.

Yang menjadi permasalahan adalah memprediksi para pengguna jalan tersebut menggunakan komputer di mobil nirsopir. " Anda tak bisa berhenti setiap melihat orang di berdiri pinggir jalan, " ungkap bos Volvo R&D Henrik Green.

Dilansir Liputan6.com (07/12/2018), saat ini sensor pada mobil nirsopir sudah dapat mendeteksi pergerakan dengan baik. Misalkan Volvo dan Luminar dapat membaca setiap bagian tubuh manusia dengan jarak hingga 250 meter. Namun itu saja tidak cukup, karena sensor harus bisa membaca wajah pejalan kaki untuk memprediksi dengan akurat.

Misalkan saja pejalan kaki menyeberang tanpa melihat arah datang mobil, melainkan smartphone mereka. Perilaku tersebut berpotensi membahayakan dan harus masuk ke dalam perhitungan mobil nirsopir.

Intinya, sistem berkendara nirsopir tak boleh salah memprediksi pejalan kaki. Selain menciptakan perangkat lunak, tim psikolog melatih sistem pada mobil nirsopir untuk memprediksi pejalan kaki. (Uli)