Indolinear.com, Cina - Uighur adalah etnis minoritas di China. Sebagian besar penduduknya adalah pemeluk agama Islam.

Selain keyakinan yang dianut mayoritas penduduknya, etnis Uighur juga dikenal akan paras cantik para wanitanya. Kecantikan mereka semakin terpancar dengan sepasang bola mata yang dikenal karena keindahannya.

Tak heran jika beberapa orang yang pernah melihat penduduk Uighur akan melihat perbedaan dari penduduk China kebanyakan.

Salah satu kisah sejarah kecantikan wanita Uighur yang sudah turun temurun adalah kala etnis minoritasi ini dikalahkan oleh Kekaisaran Qing, dilansir dari Dream.co.id (20/12/2018).

Istri dari dari panglima perang suku Uighur yang dikenal sebagai selir Rong dari Xinjiang diculik untuk dipersembahkan kepada Kaisar Qianlong di Peking, Dia kala itu jadi penguasa seantero China yang memerintah dari tahun 1735 hingga 1795.

Melihat kecantikan selir Rong, atau dalam berbagai sumber disebut nama aslinya adalah Nur Ela Nurhan, Kaisar Qianlong pun seketika jatuh cinta.

Sempat Dipaksa Puaskan Hawa Nafsu Kaisar

Dibangunnya sebuah istana dengan taman yang mirip dengan suasana di Xinjiang, kampung halaman sang putri. Tak cuma itu, Kaisar juga membangun sebuah masjid dan bangunan lain bergaya Uighur agar wanita cantik itu merasa betah tinggal di sana.

Namun rupanya, semua perhatian dan kebaikan Kaisar Qianlong tak sedikitpun membuat hati Nur luluh.

Nur menjadi satu-satunya selir yang tak pernah mau di tiduri oleh sang Kaisar.

Suatu hari Kaisar yang mabuk masuk ke kamar Nur dan mencoba melampiaskan napsunya. Merasa terancam, Nur seketika mengeluarkan belati yang dia sembunyikan. Dia melukai tangan Kaisar dan membatalkan niat pria itu.

Melukai Kaisar pada zamannya adalah pelanggaran yang sangat berat dan pelakunya pasti dihukum mati dengan cara sadis. Namun Qianlong memaafkan Nur karena rasa cintanya.

Ibu Suri Marah

Ibu Suri Kaisar yang mendengar cerita itu marah luar biasa. Dia khawatir suatu saat sang selir itu dapat membunuh Kaisar.

Maka ibunda Qianlong ini meminta agar Kaisar menghukum mati Selir Rong.  "Atau jika tidak mau melayani Kaisar, pulangkan saja dia ke Xinjiang," kata Ibu Suri.

Dalam Buku Dinasti Qing, Sejarah Para Kaisar Berkucir 1616-1850 yang ditulis Michael Wicaksono dan diterbitkan Elex Media Komputindo, digambarkan akhir tragis nasib Selir Rong.

Usai kejadian itu, ibu Suri memanggil Selir Rong ke Istananya secara pribadi. Kala itu sang Kaisar sedang melakukan sembahyang tahunan.

Ibu Suri memerintahkan seluruh puri ditutup rapat dan dijaga ketat. Bahkan jika ada, Kaisar pun tak diizinkan masuk.

Permintaan Terakhir

Wanita itu kemudian bertanya kepada Nur apa sebenarnya keinginannya?

Jawabannya hanya sepatah kata. "Mati," ucap Nur sambil berlinang air mata.

Ibu Suri mengabulkan permintaan itu. Dia memberi selendang putih dan membawa Selir Rong ke ruangan kosong di sebelah selatan istana. Selir Rong berlutut dan mengucapkan terima kasih sebelum mengakhiri hidupnya dengan menggantung dirinya.

Seorang Kasim atau pelayan istana yang mengetahui kejadian itu segera berlari ke Kuil Langit tempat Kaisar Qianlong bersembahyang. Qianlong berlari menuju kediaman Ibu Suri namun terlambat. Selir Rong sudah meninggal.

Kaisar memerintahkan jenazah selir kesayangannya itu diurus dengan baik dan dimakamkan khusus di Paviliun Taoran, di sebelah selatan Peking.

Versi yang berkembang di Masyarakat Uighur sedikit berbeda. Sang Putri tak mati bunuh diri, tapi tewas karena diracun oleh Ibu Suri dan selir-selir Kaisar yang iri padanya. Akhir kisah Selir Wangi ini tak kalah tragis. (Uli)