Indolinear.com, Prague - Finalis Australian Open lalu, Petra Kvitova menjadi saksi korban dalam sidang kasus penusukan yang dialaminya di rumahnya pada Desember 2016 yang lalu.
Kvitova menjadi saksi atas permintaan penasehat hukum tersangka, Radim Zondra. Zondra menyerang Kvitova di rumahnya pada Desember 2016 dan melukainya pada beberapa bagian tubuhnya.
Namun Kvitova menolak untuk masuk ruang sidang dan bertemu dengan penyerangnya. Ia memberi kesaksiannya melalui siaran televisi di ruang yang terpisah dengan ruang pengadilan di Brno, Republik ceko tersebut.
Dalam kesaksiannya, Kvitova memberi gambaran terinci tentang terjadinya peristiwa penusukan. Ia menyebut ia membukakan pintu saat Zondra memencet bel rumahnya dan mengaku ingin memeriksa saluran air di rumahnya.
Saat mereka memeriksa air panas di rumahnya, Kvitova mengaku Zondra menempelkan sebilah pisau ke lehernya. Ia kemudian memegang pisau tersebut dengan kedua tangannya yang kemudian menimbulkan luka parah pada tangan kirinya.
Ia menderita cedera pada otot tangannya juga cedera pada kelima jari tangannya dan harus menjalani operasi selama empat jam. Kvitova mengaku sadar saat ia berbaring di lantai.
"Saya berteriak dan menyadari darah telah berceceran di mana-mana," katanya, dilansir dari Kompas.com (07/02/2019).
Kvitova kemudian menawarkan uang kepada pendoongnya, memberinya 10 ribu crown Republik Ceko (sekitar Rp 6.2 juta) dan melihat Zondra meninggalkan ruangan.
Zondra sendiri menyebut dirinya tak bersalah. Ia terancam hukuman penjara 12 tahun jika terbukti bersalah.
Kvitova yang pernah dua kali menjadi juara Wimbledon menyebut ia gembira semuanya telah berlalu. Kvitova lolos ke final Australian Open 2019 pekan lalu, namun kalah di final menghadapi Naomi Osaka. (Uli)
0 Response to "[Pos baru] Petra Kvitova Tak Mau Tatap Muka dengan Penusuknya"
Post a Comment