Indolinear.com, Jakarta - Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Y.O.I Tahapari menjelaskan bahwa DPR RI sebagai lembaga representatif rakyat tidak lepas dari sorotan masyarakat luas. Dinamika berita tentang parlemen yang beredar di masyarakat menjadi hal yang perlu mendapat perhatian dari Biro Pemberitaan Parlemen dalam memberikan support system kepada Dewan. Biro Pemberitaan Parlemen berkewajiban memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat.

"Sehingga masyarakat mengetahui secara jelas apa yang sebenarnya terjadi, bukan hanya dari satu sisi saja. Saya berharap dari FGD (Forum Group Discussion) ini, kita punya cara yang lebih baik untuk menyampaikan berita," kata Hani, sapaan akrabnya, saat membuka FGD bertema "Mengelola Berita Negatif DPR, Upaya Menyajikan Narasi Berimbang" di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, dilansir dari Viva.co.id (07/03/2019).

Hadir menjadi narasumber dalam FGD ini, yaitu Dosen Komunikasi Politik Universitas Pancasila Muhammad Rosit dan Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno. FGD ini diikuti oleh seluruh pejabat maupun staf di Biro Pemberitaan Parlemen yang meliputi Bagian Media Cetak dan Media Sosial, Bagian Penerbitan, Bagian Humas, dan Bagian Radio dan TV Parlemen, serta sejumlah peneliti.

Dalam paparannya, Rosit mengatakan bahwa Biro Pemberitaan Parlemen perlu menghadirkan berita-berita yang inspiratif bagi masyarakat, mengekspos narasi pemberitaan secara komprehensif, dan mengemas berita menjadi lebih menarik. Sebab, ia menilai budaya membaca masyarakat Indonesia masih minim dibandingkan dengan budaya menonton.

"Ini kan persoalan cara mengekspos berita, untuk meningkatkan konten-konten kreatif yang tidak melulu tentang program undang-undang. Selain itu, bangun juga media relation. Penting untuk bekerja sama dengan media-media mainstream karena porsinya lebih besar untuk dilihat masyarakat," jelas Rosit. (Uli)