Indolinear.com, Jakarta - Wajah Teguh Anantawikrama terlihat semringah. Dengan penuh semangat, pada Jumat (30/11/2018) di Jakarta, ia menjelaskan hobinya berolahraga lari.

"Tahun ini saya enggak ada agenda lari kecuali Nusanta Run Chapter 6," katanya disambut sapaan senang Founder of Nusanta Run Christopher Tobing, dilansir dari Kompas.com (03/12/2018).

Nusanta Run memang punya gawe besar tahun ini. Pada 7-9 Desember 2018, di bawah naungan Yayasan Lari Nusantara, kembali digelar perhelatan tahunan olahraga lari. Kali ini, jarak yang ditempuh adalah 169 kilometer dengan rute mulai dari Wonosobo hingga Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunung Kidul di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berawal pada 2013, Nusanta Run sudah mencapai penyelenggaraan kali keenam. Istilah yang digunakan untuk tiap tahap adalah chapter.

Dalam catatan Christopher, ada 201 pelari yang ikut ambil bagian. Dari jumlah itu, 116 pelari mengambil kategori half course (86 kilometer). Sementara, jumlah sisanya, 85 pelari, menempuh kategori full course atau 169 kilometer.

Untuk orang lain

"Di Nusanta Run, pelari berlari untuk orang lain," Christopher yang dalam kesempatan itu didampingi oleh antara lain Irine Maharani (pelari yang mengikuti seluruh chapter Nusanta Run), Head of Sports Partnership Pocari Sweat Gading Santoso Putri, Founder Kampus Guru Cikal Najeela Shihab, dan Officer Strategy & Content Development Telkomsel Agus B Prasetiyono.

Perhelatan Chapter 6 mematok target donasi Rp 2,5 miliar. Dana sebesar itu bakal dimanfaatkan dengan menggandeng Kampus Guru Cikal untuk program Pengembangan Pendidikan Murid Penyandang Disabilitas di Jawa Tengah dan DIY.

"Program akan melakukan intervensi yang kuat bagi penyandang disabilitas untuk bisa menuju pendidikan tinggi," kata Najeela.

Christopher lebih lanjut mengatakan pada Nusanta Run para pelari tidak hanya berlari puluhan atau ratusan kilometer.

"Mereka harus bertanggung jawab mengumpulkan donasi yang dimulai 24 Agustus 2018 dan berakhir pada 11 Januari 2019," tuturnya.

Pada Chapter 6 ini, tiap pelari mendapat target pengumpulan donasi Rp 3,5 juta. "Ini yang dimaksud dengan berlari untuk orang lain. Berlari tanpa medali, istilahnya," kata Christopher.

Khusus pada kesempatan tahun ini, Nusanta Run juga menekankan kegiatan meminimalisasikan penggunaan kantong plastik.

"Kami mengimbau para pelari menggunakan wadah plastik yang bisa diisi ulang," pungkas Christopher Tobing. (Uli)