Indolinear.com, Jakarta - Jepang mulai gencar menghadirkan program ramah lingkungan. Salah satunya adalah mendaur ulang limbah bekas barang elektronik. Mereka berencana untuk menyambut Olimpiade 2020 di negaranya dengan membuat medali dari bahan bekas barang elektronik.

Seperti antara lain kamera digital, laptop, dan berbagai perangkat elektronik lainnya untuk disulap menjadi medali.

Dikutip dari Merdeka.com (19/02/2019), meski begitu hal itu bukanlah sesuatu yang mudah. Mengapa demikian? Sebab, hanya logam yang dianggap berharga yang bisa dipakai untuk membuat medali bagi atlet-atlet pemenang kompetisi. Terlebih, waktu Olimpiade 2020 tinggal 17 bulan lagi.

Namun, tahap pengumpulan material medali Olimpiade itu sudah hampir rampung. Dikutip dari Liputan6.com, sampai dengan November 2018, total ada 47.488 ton perangkat elektronik bekas yang didonasikan kepada otoritas Tokyo. Belum lagi, ada tambahan 5 juta perangan telepon dan smartphone yang diserahkan oleh konsumen ke sebuah provider telekomunikasi setempat.

Panitia penyelenggara mengatakan, pihaknya menargetkan akan terkumpul 2.700 kg perunggu, 30,3 kg emas, dan 4.100 perak dari pengumpulan sampah gadget itu. Pada bulan Juni lalu target untuk material perunggu telah tercapai. Sementara per Oktober 2018, sudah 90 persen target dari material emas tercapai, dan 85 persen target dari material perak tercapai.

Diperkirakan, jumlah sisa logam yang dibutuhkan untuk memproduksi semua medali Olimpiade dan Paralimpiade dapat dipenuhi dari perangkat-perangkat yang sudah disumbangkan, kata panitia penyelenggara.

Sekadar informasi, logam daur ulang telah dipakai pada tahun-tahun sebelumnya untuk membuat medali Olimpiade, termasuk dalam Olimpiade di Rio, Brasil. Di mana saat itu, 30 persen medali perak dan perunggu berasal dari bahan daur ulang. (Uli)