Indolinear.com, Tangsel - Mohamad Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) secara resmi melakukan Kick Off sebagai tanda permulaan Inkubasi Bisnis Teknologi 2018 di Technology Business Incubation Center (TBIC) yang berlokasi di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Teknologi (Puspiptek). Acara ini diselenggarakan di Auditorium Graha Widya Bhakti, Puspiptek, Rabu 28 Februari 2018.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Sosialisasi Fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hadir sekitar 350 pelaku UMKM di Kota Tangsel, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor yang tergabung dalam Tangsel Berdaya dan Bogor Berdaya.

Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala BATAN menjelaskan bahwa fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih bisa dimanfaatkan untuk proses pengawetan produk pangan, alat kesehatan, produk farmasi, dan kosmetika.

"Pengawetan produk dengan teknologi iradiator ini memberikan manfaat untuk proses pengawetan karena harga lebih murah, aman, dan tidak berdampak buruk untuk produk dan juga kesehatan konsumen tanpa perlu penambahan zat kimia sebagai pengawet," jelasnya.

Lanjut Djarot bahwa fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih ini merupakan hasil kerjasama BATAN dengan pihak Izotop Hongaria yang dibangun di kawasan Puspiptek dan telah memperoleh izin Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bappeten).

Sementara Benyamin Davnie, Wakil Wali Kota Tangsel menyambut baik program yang dikembangkan di Puspiptek karena akan memberikan banyak manfaat dan berdampak langsung pada masyarakat khususnya Kota Tangsel.

"Kami mendorong agar pelaku UKM di Kota Tangsel dapat memanfaatkan secara maksimal keberadaan Puspiptek dan fasilitas di dalamnya untuk meningkatkan daya saing UKM," pungkasnya.

Karena melalui inovasi teknologi, produk UMKM akan memiliki kualitas yang lebih baik dan juga nantinya bernilai ekonomi tinggi.

"UMKM yang ada di Kota Tangsel bergerak di bidang kuliner telah melakukan pelatihan dalam rangka pengembangan inovasi melalui teknologi. Ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama yang telah kita lakukan antara Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dengan Puspitek," katanya.

Dengan adanya teknologi pengawetan yang baik, maka masyarakat atau pelaku usaha akan memiliki pilihan bahan sterilisasi dan pengawetan yang sesuai dengan ketentuan, tidak lagi menggunakan bahan berbahaya. Hal ini tentunya akan meningkatkan kuakitas dari produk UMKM.

"Saya berharap dengan adanya program ini, potensu pengembangan UMKm di Tangsel kedepan semakin besar, yang semula bergantung pada SDA kibi bergerak pada perekonomian berbasis ilmu pengetahuan," ungkap Benyamin.

Sementara Mohamad Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) mengatakan bahwa saat ini Kemenristekdikti menekankan penting untuk meningkatkan jumlah wirausaha atau entrepreneur di masyarakat dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki daya saing tinggi.

"Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bahwa pada tahun 2016 menunjukan pertumbuhan entrepreneur di Indonesia masih kecil yaitu di angka 1,6 persen dari jumlah penduduk Indonesia," jelasnya

Sedangkan Lanjut Nasir bahwa di Negara ASEAN seperti Singapura tercatat sebanyak 7 persen dari jumlah penduduk, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen.

"Hal ini kenapa Indonesia tertinggal karena perdagangan di Indonesia masih berbasis budaya dan bukan berbasis teknologi sehingga pertumbuhan melambat," ujarnya.

Kemenristekdikti juga mendorong untuk industri pemula yang berbasis teknologi seperti start-up bisa terus didorong dan dikembangkan agar Indonesia bisa bergerak lebih maju.

"Kami mengapresiasi semua pihak yang terus bersinergi untuk membangun dan mengembangkan wirausaha pemula (start up) berbasis teknologi. Oleh karena itu dari Kemenristekdikti juga menargetkan untuk bisa melahirkan 1.000 perusahaan start up berbasis teknologi baik melalui program inkubasi bisnis teknologi maupun mendorong spin off pada industri yang berbasis inovasi," pungkasnya.

Sementara Kepala Puspiptek, Sri Setiawati merasa bangga ada UKM yang sudah bisa mengekspor produknya berkat dibina TBIC Puspiptek.

"Saya bangga dan senang karena produk yang dikembangkan di TBIC Puspiptek bisa dijual ke luar negeri. Sudah saatnya Indonesia dikenal dengan berbagai teknologinya. Untuk itu, Puspiptek akan terus mendorong inovasi anak negeri," bebernya. (sophie)