Indolinear.com, Tangsel - Terminal Pondok Cabe telah di cek oleh Kementerian Perhubungan untuk melihat lokasi. Pengecekan ini berkaitan dengan rencana penyerahan aset terminal dari Pemkot Tangsel ke Kementerian sebagai terminal tipe A.

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany menjelaskan telah menerima permintaan dari Kementerian Perhubungan soal terminal Tipe A Pondok Cabe untuk tahap pengecekan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Mereka sudah mengecek lokasi terminal, lahan, aset bangunan dan pelaksanaan pembangunan hingga kini.

"Kemarin ada permintaan dari kementerian perhubungan  untuk dicek dulu oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sekarang BPKP sudah turun untuk melihat asetnya yang kedua pekerjaan dan yang lainnya," Airin menjelaskan.

Pihaknya pun tak akan berlama-lama, jika semua proses penyerahan telah selesai bakal langsung diserahkan. Pasalnya supaya segera dioperasikan dengan maksimal. Dikhawatirkan apabila tidak segera dioperasikan khawatir malah nanti kebermanfaatnya berkurang karena itu soal pelayanan masyarakat dalam bidang transportasi.

"Insya Allah dalam waktu dekat ini kita serahkan sehingga terminal pondok cabe bisa beroperasi dan Kementerian Perhubungan akan memaksimalkan lagi," ia menyampaikan.

Jika dilihat dari rencana awal sesuai dengan desain awal, masih ada beberapa bangunan lagi, yang perlu dibangun agar sesuai dengan Tipe A. Namun karena itu sudah harus diserahkan, maka Kementerian Perhubungan lah yang nantinya akan melanjutkan pekerjaan yang lain-lain seperti gedung-gedung saat ini belum dibangun.

"Rencana kita sebetulnya masih ada. Kalau persentasi beberapa kita bangun? Ada beberapa yang yang harus dibangun karena itu terminal Tipe A, maka  harus segera diserahterimakan," lanjut ia.

Pemkot Tangsel menargetkan April ini sudah selesai semua sehingga cepat digelar pelimpahan ke Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPJT) sebagai badan yang akan mengelola Terminal Pondok Cabe dengan pola konsep kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) yang diitegrasikan dengan Tans Jakarta yang mengubungkan dengan Tangsel dan Jakarta.

"Nanti konseptnya mereka TOD pengoperasian oleh BPTJ target kita bulan April sudah selesai diserah termakan sehingga bisa beroperasi. Kemarin saya lihat kelapangan sudah ada yang menyoret-nyoret karena memang belum beroperasi mudah-mudah kalau sudah berfungsi  tidak ada orang yang coert-coret," tambahnya.

Tentu sebelum terminal beroperasi, harus menunggu masa pemeliharaan selama enam bulan oleh kontraktor yang membangun. Agar akses terminal mudah, mencoba berkomunikasi dengan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy untuk membantu pembebasalan lahan akses jalan Kemiri yang memang sempit melalui dana hibah.

"Penunjang seperti jalan, kita sudah sampaikan ke provinsi waktu itu pertemuan dengan pak Wagub bahwa kita minta ada anggaran hibah ada pelebaran jalan. Karena Jalan Kemiri masih kecil," tukasnya.

Namun apabila upayanya itu tidak terlaksana, bakal melempar ke pusat untuk meminta dana pelebaran jalan. Pemkot Tangsel tidak mungkin membebaskan lahan hal ini terkait soal anggaran yang tidak ada, maka jalan satu-satunya agar maksimal perlu ada pembebasan jalan secara cepat.

"Terminal itu lemparan dari Terminal Lebak Bulus dan kalaupun tidak kita minta kepada kementerian perhubungan untuk membembaskan jalan karena kalau pembebasan lahan dari kita, kita tidak punya uangnya," jelas Airin.

Sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangsel, Sukanta mengungkapkan banyak pendukung sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan untuk menyempurnakan keberadaan terminal tipe A. Utamanya jalan masuk diperlebar 24 RW melintang dari arah depan Pintu masuk Univertas Terbuka.

"Jika jalan berdasarkan kajian, amdal lalin harus ada pembebasan Jalan Kemiri ke UT dan kedua harus dibuat flyover dari pintu terminal sampai jalan raya harus terkoneksi," tuturnya. (sophie)