Indolinear.com, Tangsel - Para pelajar di Tangsel mengikuti Seminar Pendidikan Karakter di Sekolah Al Falah Ciputat, Tangsel pada Selasa 27 Maret 2018. Kegiatan ini mengambil tema Implementasi Pendidikan Berkarakter Untuk Mencetak Generasi Cerdas, Modern dan Religius.

Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Azhar Syamun, pihaknya memberikan pembinaan karakter bangsa kepada pelajar di wilayah gugus dua Ciputat. Dalam seminar tersebut dihadirkan pemerhati anak yaitu Prof.Dr Seto Mulyadi (Kak Seto) sebagai pembicara.

"Tujuannya untuk membarikan motivasi dan menyadarkan pelajar tentang rasa cinta tanah air, semangat belajar sebagai generasi penerus bangsa yang tidak mudah terkikis rasa nasionalismenya ditengah-tengah ancanan narkoba, bulling, radikalisme dan berita hoax," bebernya.

Diharapkan para pelajar untuk terus bersemangat belajar, menciptakan cita-cita semenenjak dini sebagai motivasi pengembangan potensi diri dan terus waspada terhadap bahaya narkoba, radikalisme dan pandai memanfaatkan teknologi secara positif

Sementara, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, upaya untuk memperbaiki sumber daya manusia menuju Indonesia emas 2045 adalah upaya pendidikan berkarakter. Bangsa ini tidak hanya menginginkan generasi yang cerdas dari segi intelektual dan ketrampilan, tetapi yang lebih penting adalah generasi yang bermoral.

"Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan," kata Airin.

Tentunya setiap orang memiliki harapan besar kepada anak-anak generasi kita sekarang ini untuk bisa benar-benar menjadi generasi emas dan membawa kemajuan serta kejayaan bagi Indonesia tepat pada satu abad kemerdekaan Indonesia.

"Sekolah adalah lembaga yang mewakili orang tua atau keluarga dalam mendidik anak. Ini berarti bahwa sekolah berfungsi untuk mendidik anak supaya ia mampu kelak menghadapi kehidupan setelah anak itu mencapai kedewasaannya," kata Airin.

Oleh karena itu pula, sekolah disebut suatu lembaga pendidikan. Pada mulanya fungsi sekolah itu terbatas pada beberapa kecakapan (seperti membaca, menulis, dan berhitung), tetapi karena kemajuan yang didapat umat manusia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan dirasa perlu agar sekolah tidak hanya mengajarkan menulis, membaca, dan berhitung tetapi juga keterampilan tertentu dan mata pelajaran lain yang berhubungan dengan kemajuan yang telah dicapai serta dianggap sebagai keharusan untuk dikuasai oleh generasi mendatang.(sophie)