Indolinear.com, Jakarta - Berkendara di musim hujan, terutama di daerah rawan banjir menjadi tantangan tersendiri. Salah perhitungan sebelum menerobos banjir akan berakibat fatal, karena mobil bisa mati akibat gagal menerobos banjir.

Sebelum Anda memutuskan untuk menerobos banjir, sebaiknya ANda mengenali faktor-faktor yang dapat menyebabkan mobil ANda mati. Berikut ini tiga penyebab mobil mati akibat banjir, dilansir dari Liputan6.com (27/03/2018).

  1. Air Masuk Melalui Air Intake

Air intake merupakan komponen penting bagi mobil ANda. Melalui saluran inilah mesin mendapatkan pasokan udara segar untuk melakukan pembakaran di dalam ruang mesin.

Lantas bagaimana jika bagian ini masuk ke dalam air? Jika Anda beruntung mesin akan mati, dan jangan sekali-kali menghidupkannya sebelum mengeluarkan air di dalamnya. Kerusakan terbesarnya adalah water hammer yang berpotensi merusak isi jantung pacu.

Mengenali ketinggian air intake merupakan langkah awal yang penting. Kebanyakan mobil masih dapat menerjang banjir setinggi 25 cm (atau ketinggiannya setengah roda).

  1. Air Masuk Melalui Saluran Knalpot

Meskipun knalpot merupakan saluran buang dari ruang mesin, tetap ada potensi air masuk melalui saluran ini. Meskipun jarang terjadi, memindahkan gear ke posisi yang lebih tinggi dapat menurunkan putaran mesin, sehingga gas buang tidak sebesar sebelumnya.

Jika menerobos banjir, pada transmisi manual bisa memainkan putaran mesin dengan memainkan kopling. Sedangkan pada transmisi otomatis, gunakan gear paling rendah, tahan pedal gas dan gunakan kaki kiri pada pedal rem untuk mengatur kecepatan. Anda bisa melatih teknik ini di jalanan kosong sebelum menghadapi banjir.

  1. Potensi Kerusakan catalytic converter

Catalytic converter merupakan salah satu bagian dari gas buang. Saat bekerja, catalytic converter bekerja di suhu yang sangat tinggi.

Jika terkena air dingin, akan terjadi perubahan suhu yang drastis. Meskipun tidak akan langsung rusak, salah satu potensi yang terjadi adalah retaknya bagian ini. (Uli)