Indolinear.com, Jakarta - Setelah munculnya skandal Cambridge Analytica, Facebook berkomitmen untuk memberi batasan lebih pada aplikasi yang mendapatkan akses ke akun Anda.

Dilansir dari Merdeka.com (29/03/2018),  berdasar posting Facebook dari sang CEO Mark Zuckerberg, para developer aplikasi sejak awal akan menerima lebih sedikit informasi, dan mereka akan terputus akses dari akun Facebook ketika mereka berhenti menggunakan aplikasi mereka. Bahkan untuk mengakses informasi yang lebih, developer aplikasi haris mendapatkan persetujuan Facebook terlebih dahulu.

Berbagai informasi yang akan diterima developer antara lain nama, foto profil, serta alamat email. Informasi yang lebih mendetil seperti posting Facebook mereka, atau bahkan apa yang mereka like di Facebook, harus melalui izin Facebook untuk didapat.

Tidak seberapa jelas bagaimana proses ini akan berjalan, dan tak jelas apakah Facebook akan menjalankan audit lebih jauh untuk mereka yang menginginkan data pengguna, atau sekedar izin biasa. Yang jelas, akan ada kontrak yang jelas dari Facebook untuk mendapat data pelanggan.

Salah satu kebijakan baru yang cukup baik dari Facebook adalah soal dipotongnya akses ke aplikasi dari data akun, ketika pengguna akun tidak menggunakan aplikasi tersebut selama tiga bulan. Ini tentu bermanfaat jika dilihat dari segi pengguna, karena sejak kasus Cambridge Analytica ini, banyak pengguna yang baru menyadari bahwa mereka telah memberi izin kepada ratusan aplikasi untuk terhubung ke Facebook mereka tanpa tahu dampak kebocoran data.

Facebook sendiri telah berkomitmen untuk "menyelidiki semua aplikasi yang memiliki akses ke jumlah besar" akun pengguna di masa lalu, untuk memastikan tidak ada yang disalahgunakan. Facebook akan memberitahu pengguna jika data mereka terbukti disalahgunakan.

Untuk melakukan penyelidikan ini, Facebook akan menyisir berbagai "aktivitas mencurigakan", dan langsung akan melakukan audit penuh. Jika menolak audit, aplikasi tersebut akan langsung diblokir dari Facebook. (Uli)