Indolinear.com, Tangsel - Kontestasi Pilkada kerap dijadikan momen pragmatis oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Maraknya penggunaan Politik Identitas, SARA, penyebarluasan berita bohong, (hoax) dan juga money politics, berdampak negatif dan menimbulkan kerugian besar dalam konteks persatuan, kekeluargaan dan kebersamaan.

Hal tersebut disampaikan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dalam Seminar Nasional dengan tema, Pilkada Berintegritas Menolak Politik Uang dan Sara, Selasa 27 Maret 2018 di Auditorium Fisip UIN Jakarta, Ciputat, Tangsel.

"PEMILU atau PILKADA atau pun pesta demokrasi yang lainnya, harus berintegritas. Ini sudah harus menjadi komitmen semua pihak. Kita semua harus berupaya untuk mewujudkan hal ini," ungkap Airin.

Menurut Airin kata kunci dari upaya untuk mewujudkan hal integritas dalam Pemilu adalah adanya Komitmen dan Kesadaran dari semua pihak. Dalam tataran praktek, menurut Airin PILKADA atau pesta demokrasi lainnya harus melibatkan banyak pihak. Semua pihak harus memiliki komitmen dan kesadaran yang sama.

"Jika tidak, atau ada satu pihak saja yang tidak memiliki komitmen dan kesadaran, maka keseluruhan sistem yang ada akan terpengaruh. Pada akhirnya, PILKADA yang berintegritas hanya akan menjadi impian," tegasnya.

Fenomenanya tambah Airin, PILKADA kerap dipandang sebagai sebuah cara untuk mendapatkan uang dengan instant, artinya pelaku politik memandang bahwa semua hal dapat dibeli dengan uang.

"Dampaknya adalah anggapan bahwa Program dan visi hanya sebuah pelengkap, yang lebih penting adalah identitas dan uang. PILKADA dilihat sebagai sebuah pertarungan antara kelompok saya melawan kelompok dia. Juga adanya klaim bahwa kelompok saya lebih berhak dari kelompok mereka," pungkas Airin.(sophie)