Indolinear.com, Tangsel - Tekan kenaikan harga kebutuhan pokok, Tim Pengendali Infasi Daerah (TPID) Kota Tangsel gelar warung TIPD berbarengan kegiatan Car Free Day (CFD). Cara seperti ini dinilai efektif dan tetap sasaran kepada masyarakat.

Kabag Perekonomian Setda Kota Tangsel,Wijaya Kusuma menegaskan, warung TPID bakal digelar seiring bersamaan kegiatan masyarakat di berbagai tempat nantinya. Banyak dampak dapat dipengaruhi hadirnya warung ini terutama potensi kenaikan harga bahan pokok di pasaran.

"Ini kegiatan kedua tahun 2018 ini pertama di Pamulang kedua di BSD. Warung TPID sedianya kami buka pada kegiatan-kegiatan masyarakat seperti ini untuk memberikan solusi bagi masyarakat soal kebutuhan harga pokok," tukas Wijaya.

Mantan Kabid, Pengawasan dan Pengendalian Lalu lintas Dishub ini, menanbahkan TPID tidak berjalan sendiri namun mengandeng pihak lain utamanya Bulog Sub Divisi Regional Tangerang. Bulog memasok kebutuhan pokok, seperti beras, minyak dan gula. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel terlibat dalam warung TPID.

"Kami menyedikan beras per lima kilogram ada sepuluh karung, gula dua puluh lima kilogram, minyak lima puluh kemas masing-masing satu liter," jelasnya.

Minyak goreng cap tawon per liter Rp 11 ribu, gula pasir Rp 12 ribu dan beras medium plus Rp 56 ribu per 5 kilogram. Selesai olahraga masyarakat bisa membeli langsung tanpa harus pergi kepasar atau ke toko. Inisiatip ini seiring dengan kesibukan masyarakat, sehari-hari. "Badan sehat pulang bawa beras dan minyak. Tak perlu repot-repot harus pergi ke pasar," bebernya.

Tak menutup kemungkinan, jika ke depannya diminati banyak masyarakat, akan ditambah jumlah pasokan barang yang dijual. Ini bagian dari penjajakan, biasanya saat infasi tinggi masyarakat berburu harga murah. Tugas pemerntah adalah pengendali kemungkinan melonjaknya harga pasar.

"Faktor terjadinya inflasi kebutuhan tumbuh pesat, permintaan banyak sementara pasokan barang menipis. Di sinilah pemerintah melakukan peran agar tidak terlampau tinggi dan cara seperti ini untuk menstabilkan harga pasar," tambah Wijaya.

Kendati sekala terbilang kecil, namun cukup efektif. Pada saatnya nanti ketika memang terjadi kenaikan harga pasar cukup tinggi, maka peran Bulog akan memasok kebutuhan jauh lebih besar. Biasanya dilengkapi dengan daging. "Momen-momen seperti ini jelang puasa atau lebaran. Setiap tahun pemkot melakukan kegiatan dengan Bulog sekala besar," tambah ia.

Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangsel Achmad Widyanto mengatakan saat ini tengah menyiapkan data per triwulan apakah ada inflasi atau tidak. Namun dapat dipastikan Januari hingga Februari adalah bulan di mana terjadi infasi karena faktor cuaca sehingga pasokan terhambat mengakibatkan kenaikan.

"Saat ini kami tengah menyiapkan data biasanya laporan per tiga bulan. Januari dan Februari memang bulan-bulan kenaikan inflasi karena banyak faktor seperti curah hujan tinggi sehingga panen dan distribusi pasokan bisa tersendat," tuturnya.

Terlebih belakangan ada kenaikan BBM tentunya turut mempengaruhi. Bulan-bulan terjadi infasi biasanya selain Januari-Februari jelang puasa dan lebaran termasuk natal, dan tahun. Pada bulan-bulan itulah bahan pokok biasnaya melonjak tinggi.

"Bulan inflasi terjadi pada bulan-bulan itu. Banyak konsumen membeli cukup banyak sehingga ada tingkat kenaikan harga sesuai dengan ekonomi pasar," tambah ia. (sophie)