Indolinear.com, Semarang - Hasil tulisan indah yang biasa kita lihat terpampang di dinding atau daftar menu makanan, ternyata bukan seluruhnya hasil rekayasa teknologi komputer. Sekelompok remaja di Semarang Jawa Tengah, tekun berlatih membuat tulisan indah untuk menulis nama atau kata-kata bernuansa motivasi.

Di antara belasan remaja yang sibuk menggoreskan tinta, tampak seorang gadis cantik bernama Farah Nabila. Ia terlihat serius menorehkan tinta penanya pada selembar kertas. Perempuan muda yang akrab disapa Nyanya itu tengah menulis kata 'Konsisten' dengan desain indah.

Meski terlihat hanya dengan coretan-coretan kecil, ternyata bisa menghasilkan tulisan yang menarik. Tulisan-tulisan itu tidak sekadar indah, melainkan juga mencerminkan kepribadian masing-masing penulis. Hal tersebut bisa terlihat dari kata atau jenis desain yang paling suka dibuat oleh seorang penulis.

"Awalnya sih hanya iseng-iseng saja menulis buat kado ke teman. Lalu saya posting ke Instagram. Dari situ dikomentari oleh beberapa teman, katanya bagus, dan ada hashtag typograph. Lalu saya ternyata di situ banyak sekali tulisan indah," ujar Nyanya, beberapa waktu lalu.

Kegemarannya menulis indah semakin terasah ketika berkomunikasi melalui dunia maya dengan banyak orang yang sama-sama menyukai tulisan indah. Apalagi, ia juga bertemu dengan praktisi-praktisi yang tulisannya banyak dipakai di kafe, rumah makan, serta hotel.

Gadis berambut panjang ini pun mendapat banyak masukan dari seniornya tentang teknik-teknik menulis yang indah. Ia memutuskan bergabung dengan Komunitas Belajar Menulis (Belmen) di Semarang yang kerap menggelar pertemuan rutin satu atau dua pekan sekali.

Biasanya anggota komunitas baru akan menulis namanya dengan desain yang dianggap paling menarik. Selain praktik menulis, masing-masing anggota juga bisa sharing untuk menyampaikan kesulitannya. Dengan banyak berlatih, mereka akan menggali potensi serta mengembangkan bakat menulis indah.

Dua teknik tulisan yang banyak digunakan yakni kaligrafi dan pointing. Kaligrafi menggunakan goresan pena besar atau spidol, sementara pointing memakai pena biasa. Teknik kaligrafi umumnya dilakukan anggota yang telah mahir, karena untuk membuat tulisan hanya dilakukan sekali goresan pena.

"Teknik pointing itu merupakan perpaduan titik-titik dan garis, sehingga membutuhkan waktu lama. Memang biasanya kalau masih awal-awal ya menggunakan pola dulu, lalu diberi titik-titik baru dirangkai menjadi tulisan," terangnya.

Sementara untuk pemilihan jenis huruf, mereka bisa mencontoh font yang bisa diakses melalui komputer atau ponsel pintar. Namun jika kemampuan telah meningkat, maka tanpa mencontoh pun tangan-tangan mereka dengan luwes bisa membuat tulisan indah dalam waktu cepat.

Pendiri Komunitas Belmen Semarang, Edison Saputro, mengatakan tulisan-tulisan indah tersebut banyak digunakan untuk menulis daftar menu makanan atau penghias dinding. Meski demikian, belum banyak pihak yang menggunakan jasa mereka karena minimnya penghargaan terhadap seni menulis indah.

"Memang seni ini belum banyak dikenal oleh masyarakat. Makanya banyak di antara mereka (calon konsumen) yang kaget setelah mengetahui tarif yang kita pasang. Padahal tulisan yang kita buat ini berbeda dengan komputer. Kaget lalu mundur (batal memesan)," kata Edison sembari tertawa.

Membuat tulisan indah tak hanya membutuhkan skill atau kemampuan, tetapi juga kesabaran. Intuisi yang kuat bisa menghasilkan desain serta tulisan yang menarik. Termasuk, memperkirakan jumlah huruf dan ukuran bila diterapkan kepada media tulis baik kertas maupun dinding.

Keunggulan tulisan tangan dibanding komputer terletak pada kustomisasi. Konsumen bisa meminta berbagai desain tulisan yang dipastikan beda antara satu dengan lainnya, termasuk dari hasil olahan komputer. Untuk menulis menu makanan di papan atau dinding, mereka mematok harga Rp200 ribu hingga Rp500 ribu per meter persegi.

Tak hanya menggunakan pena, mereka juga mahir menggunakan media lain berupa kapur dan papan tulis. Pengerjaannya pun dilakukan beramai-ramai agar mendapatkan hasil terbaik. "Biasanya kalau pesanan itu kami tidak bekerja sendiri. Sering mengajak teman untuk membuat tulisan menu-menu di kafe," tukasnya. (Gie)